Minggu, 23 November 2025
Selular.ID -

Gen Alpha Lebih Suka Ngobrol dengan AI Ketimbang Ngetik

BACA JUGA

Selular.id – Generasi Alpha, yang lahir antara tahun 2010 dan 2025, diprediksi akan lebih memilih komunikasi berbasis suara dengan kecerdasan buatan (AI) generatif saat mereka memasuki dunia kerja pada 2028.

Temuan ini berasal dari studi terbaru London School of Economics (LSE) bekerja sama dengan perusahaan perangkat audio Jabra, yang mengungkapkan kecenderungan generasi ini terhadap voice note dan input suara dibandingkan mengetik.

Studi tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 14 persen partisipan lebih menyukai interaksi suara saat berkomunikasi dengan AI generatif.

Mereka cenderung memasukkan prompt atau perintah melalui suara ke perangkat, dan hanya akan beralih ke keyboard untuk mengedit jika benar-benar diperlukan.

Pergeseran perilaku ini mencerminkan cara berpikir alami manusia yang cepat, berulang, dan komunikatif.

Paul Septhon, Kepala Komunikasi Global Jabra, dalam pernyataannya kepada Fortune, menjelaskan bahwa di lingkungan kerja yang didukung AI, aktivitas mengetik akan berfungsi terutama sebagai tahap penelitian, bukan sebagai inti dari proses kreatif.

“Interaksi suara membuat AI terasa seperti kolaborator, dibanding sekadar alat,” demikian penilaian yang muncul dari para peserta studi, yang juga mencatat peningkatan kepercayaan terhadap AI sebesar 33 persen ketika interaksi dilakukan via suara dibandingkan teks.

Dampak pada Kreativitas dan Produktivitas

Tren komunikasi suara dengan AI generatif ini diperkirakan akan membuka gerbang kreativitas yang lebih spontan.

Bagi profesional seperti orang tua yang bekerja atau individu yang kerap menangani banyak tugas sekaligus, interaksi tanpa sentuhan menjadi solusi efisien, terutama saat sedang bepergian.

Kemudahan ini sejalan dengan perkembangan perangkat yang semakin mendukung fitur-fitur AI canggih untuk produktivitas pengguna.

Namun, di balik potensi efisiensinya, profesor manajemen Fabrice Cavarretta dari ESSEC Business School mengingatkan bahwa komunikasi berbasis suara juga membawa tantangan.

Pesan suara dinilai kurang mudah dipahami sekilas dan kurang jelas, sehingga kata kunci tertentu bisa sulit untuk dicari dibandingkan dengan teks yang terstruktur.

Prediksi tren mengobrol dengan AI via suara justru berpotensi menimbulkan masalah baru dalam hal kejelasan dan dokumentasi komunikasi.

Antarmuka Dominan di Masa Depan Kerja

Pada 2028, ketika Generasi Alpha mulai banyak berkontribusi di dunia profesional, AI berbasis suara diproyeksikan menjadi antarmuka dominan dalam komunikasi workplace.

Perubahan ini tidak hanya didorong oleh preferensi generasi, tetapi juga oleh kemajuan teknologi yang memungkinkan AI memahami dan merespons percakapan alami dengan lebih akurat.

Perkembangan ini turut didukung oleh inovasi di perangkat keras, seperti yang terlihat pada kamera Sony Alpha 7S III yang mengintegrasikan kemampuan pemrosesan cerdas.

Meski masa depan komunikasi didominasi suara, studi menegaskan bahwa praktik ini tidak akan sepenuhnya menggantikan komunikasi tertulis.

Teks tetap memegang peran penting, khususnya untuk keperluan dokumentasi, presisi, dan situasi yang membutuhkan pertimbangan matang.

Dinamika antara suara dan teks dalam berinteraksi dengan teknologi mirror perkembangan serupa di sektor lain, termasuk bagaimana platform digital beradaptasi dengan preferensi generasi muda.

Laporan Jabra dan LSE ini memberikan gambaran jelas tentang bagaimana preferensi komunikasi suatu generasi dapat membentuk ulang teknologi dan praktik kerja di masa depan.

Dengan Generasi Alpha yang tumbuh bersama teknologi canggih, adaptasi terhadap AI suara bukan hanya tren, tetapi sebuah evolusi natural dalam interaksi manusia-mesin.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU