Selular.id – Strava secara sukarela mencabut gugatan paten terhadap Garmin yang baru diajukan 21 hari sebelumnya.
Aplikasi perekam olahraga itu menarik gugatannya dari Pengadilan Distrik Colorado, Amerika Serikat, pada 21 Oktober 2025, mengakhiri sengketa singkat yang sempat menyita perhatian industri teknologi kebugaran.
Melalui dokumen resmi, Strava menyatakan pencabutan gugatan dilakukan tanpa syarat dan tanpa prasangka buruk terhadap Garmin.
“Melalui kuasa hukum yang bertanda tangan di bawah ini, Strava, selaku penggugat, secara sukarela membatalkan gugatan (terhadap Garmin) tanpa syarat atau prasangka buruk kepada perusahaan tersebut,” bunyi pernyataan resmi Strava seperti dikutip dari dokumen pengadilan.
Gugatan awal Strava terhadap Garmin diajukan pada 30 September 2025. Strava menuduh pembuat smartwatch tersebut melanggar paten fitur andalannya, yaitu Segments dan Heatmaps.
Kedua fitur ini memungkinkan pengguna melacak keramaian pelari di lokasi tertentu dan menjadi identitas utama platform Strava.
Dalam gugatannya, Strava bahkan meminta pengadilan untuk menghentikan penjualan beberapa perangkat Garmin dan menghentikan operasional platform Garmin Connect.
Strava menuduh Garmin menggunakan teknologi mereka tanpa izin yang proper.
Baca Juga:
Meskipun Strava tidak memberikan alasan resmi pencabutan gugatan, analisis dari blog teknologi DCRainmaker mengungkap beberapa faktor potensial.
Garmin diketahui memiliki portofolio paten yang sangat kuat dan rekam jejak solid dalam mempertahankan hak intelektualnya.
Jumlah paten yang dimiliki Garmin jauh lebih banyak dibandingkan Strava, memberikan posisi tawar yang kuat dalam sengketa semacam ini.
DCRainmaker juga mencatat bahwa Garmin berpotensi membalikkan keadaan dengan mencari pelanggaran paten yang mungkin dilakukan Strava.
Situasi ini kemungkinan membuat Strava “sadar” akan risiko hukum yang lebih besar jika sengketa berlanjut, sehingga memilih mengakhiri gugatan lebih awal.
Pertimbangan Bisnis Strategis
Langkah hukum Strava terhadap Garmin dinilai mengandung risiko bisnis yang tinggi.
Strava sangat bergantung pada data aktivitas dari jutaan pengguna perangkat Garmin di seluruh dunia.
Smartwatch Garmin bahkan disebut-sebut menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar bagi platform Strava.
Jika hubungan kedua perusahaan retak secara permanen, dampaknya bisa fatal bagi kelangsungan bisnis Strava.
Keretakan hubungan dengan Garmin juga berpotensi menghambat rencana Strava yang kabarnya akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) sekitar tahun depan.
Industri teknologi kebugaran memang sedang mengalami pertumbuhan signifikan, dengan semakin banyak pengguna yang mengandalkan perangkat seperti gadget olahraga terbaik untuk memantau aktivitas fisik mereka.
Smartwatch khususnya menjadi perangkat yang sangat populer, dengan berbagai pilihan termasuk smartwatch Rp1 jutaan dengan dukungan ratusan mode olahraga.
Meskipun persaingan dalam industri teknologi kebugaran cukup ketat, kolaborasi antara platform seperti Strava dengan produsen hardware seperti Garmin justru saling menguntungkan.
Integrasi yang mulus antara aplikasi dan perangkat wearable memungkinkan pengguna mendapatkan pengalaman yang lebih komprehensif dalam melacak dan menganalisis aktivitas kebugaran mereka.
Dinamika Industri Teknologi Kebugaran
Sengketa paten antara perusahaan teknologi bukan hal baru, namun penyelesaian cepat seperti kasus Strava dan Garmin ini cukup mengejutkan.
Biasanya, sengketa paten antara perusahaan teknologi bisa berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dengan biaya hukum yang tidak sedikit.
Keputusan Strava mencabut gugatan setelah hanya 21 hari mengindikasikan bahwa kemungkinan telah terjadi pembicaraan tertutup antara kedua perusahaan.
Meskipun detail kesepakatan mereka tidak diungkap ke publik, perdamaian ini menguntungkan kedua belah pihak dan terutama pengguna yang mengandalkan integrasi antara platform Strava dengan perangkat Garmin.
Perkembangan teknologi dalam industri kebugaran terus berlanjut, tidak hanya dalam hal hardware tetapi juga software dan platform.
Sementara pengguna fokus pada fitur-fitur canggih, penting juga untuk memperhatikan aspek dokumentasi aktivitas, termasuk melalui aplikasi edit video kekinian yang bisa digunakan untuk membuat konten olahraga yang menarik.
Dengan berakhirnya sengketa ini, baik Strava maupun Garmin dapat kembali fokus pada pengembangan produk dan layanan mereka.
Bagi pengguna setia kedua platform, keputusan ini memastikan bahwa integrasi antara aplikasi Strava dan perangkat Garmin akan tetap berjalan lancar tanpa gangguan hukum yang mungkin mempengaruhi pengalaman penggunaan.
Kedua perusahaan kini memiliki kesempatan untuk memperkuat kolaborasi mereka di tengah persaingan industri teknologi kebugaran yang semakin ketat.
Dengan pertumbuhan pasar wearable device yang terus meningkat, kerja sama antara platform software dan produsen hardware menjadi kunci dalam memberikan nilai tambah bagi konsumen.




