Jumat, 19 September 2025
Selular.ID -

Intel yang Terpaksa Terus Pangkas Biaya

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Intel memangkas target biaya operasional yang disesuaikan untuk tahun 2025 dari $17 miliar menjadi $16,8 miliar setelah menjual 51 persen sahamnya di bisnis chip terprogram Altera.

Produsen chip yang kini tengah kedodoran itu, mengungkapkan target baru (15 September) dalam sebuah dokumen yang juga menyatakan bahwa kesepakatan Altera senilai $8,75 miliar telah ditutup pada Jumat (12 September).

Untuk meningkatkan laba bersihnya, Intel mengumumkan pada April lalu bahwa mereka menjual sebagian saham Altera kepada perusahaan ekuitas swasta Silver Lake setelah membayar hampir $17 miliar pada tahun 2015.

Kepemilikan saham mayoritas Silver Lake di Altera memberikan nilai ekuitas sekitar $3,3 miliar, sementara Intel mempertahankan 49 persen sahamnya, menurut dokumen tersebut.

Meski memangkas biaya operasional pada 2025, target biaya operasional Intel untuk 2026 sebesar $16 miliar tetap tidak berubah.

Setelah mengambil alih posisi CEO dari Pat Gelsinger pada Maret lalu, Lip-Bu Tan menerapkan langkah-langkah penghematan biaya, termasuk PHK karyawan dan disiplin keuangan yang lebih ketat.

Pemutusan hubungan kerja (PHK)—yang sebagian besar telah selesai—merupakan bagian dari upaya Tan untuk membalikkan keadaan produsen chip AS yang peranh tersohor tersebut.

Baca Juga: Akuisisi Saham Intel, Donald Trump Tersenyum Lip-Bu Tan Termenung

Sejauh ini Intel telah mendivestasikan bisnis, memberhentikan karyawan, dan mengalihkan sumber daya.

Raksasa teknologi yang pernah memiliki slogan kuat “Intel Inside”, masih terseok-seok dalam persaingan. Perusahaan menanggung kinerja buruk akibat kesalahan manajemen selama bertahun-tahun.

Di tangan CEO sebelumnya, Pat Gelsinger, Intel hampir tidak memiliki pijakan di industri chip AI yang sedang berkembang pesat yang didominasi oleh Nvidia, dan rival lamanya, AMD.

Kedua pesaing terdekatnya itu, telah mendapatkan pangsa pasar yang signifikan di pasar semikonduktor server dan komputer pribadi yang sebelumnya menjadi andalan Intel.

Saat pangsa pasarnya dicuri dari para pesaing, Intel justru salah dalam mengeksekusi strategi bisnis. Rencana ambisius dan mahal untuk bisnis kontrak chip yang menyaingi TSMC Taiwan terbukti gagal terwujud.

Namun, Tan mengisyaratkan bahwa ia akan berusaha merebutnya kembali dari apa yang ia anggap sebagai kesalahan langkah sebelumnya.

“Tidak ada lagi cek kosong,” tulis Tan dalam memo kepada karyawan (25/7).

“Setiap investasi harus masuk akal secara ekonomi. Kami akan membangun apa yang dibutuhkan pelanggan kami, kapan pun mereka membutuhkannya, dan mendapatkan kepercayaan mereka melalui eksekusi yang konsisten.”

Di tengah upaya membalikkan keadan, Tan sempat menerima tekanan dari gedung putih.

Pada Agustus lalu, Presiden Donald Trump mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi 10 persen saham di perusahaan pembuat cip Intel yang sedang kesulitan, setelah bertemu dengan CEO Lip-Bu Tan di bulan yang sama.

Sebelumnya, Trump menyerukan pengunduran diri Tan, dengan alasan terkait aktifitas mata-mata dengan militer China.

Namun hubungan yang menegang itu, mendadak berubah menjadi hangat setelah Intel bersedia mendivestasi sebagian saham perusahaan kepada pemerintah AS.

Baca Juga: Pemerintah Akuisisi 10% Saham Intel, Trump: “Kesepakatan Besar”

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU