Senin, 24 November 2025

Cara Tepat Cas Smartphone untuk Jaga Kesehatan Baterai Jangka Panjang

BACA JUGA

Selular.id – Seberapa sering Anda mengecas smartphone? Pertanyaan sederhana ini ternyata menyimpan jawaban yang kompleks.

Tidak ada satu metode sempurna yang cocok untuk semua orang, namun pemahaman tentang cara kerja baterai lithium-ion modern dapat membantu memperpanjang umur kesehatan baterai perangkat Anda.

Berbeda dengan baterai nickel-based generasi lama yang memiliki ‘memory effect’, baterai saat ini memiliki karakteristik unik yang menentukan daya tahannya.

Kebiasaan mengecas smartphone sangat beragam. Ada yang mengecas semalaman, ada yang menunggu hingga baterai hampir habis, dan ada pula yang mengecas sesering mungkin.

Faktanya, baterai lithium-ion perlahan-lahan akan mengalami penurunan performa seiring dengan setiap siklus pengisian daya.

Satu siklus pengisian didefinisikan sebagai penggunaan 100 persen kapasitas baterai, yang bisa terakumulasi dari beberapa kali penggunaan. Sebagian besar ponsel modern dirancang untuk bertahan melalui 500 hingga 800 siklus sebelum kapasitasnya mulai menurun secara signifikan.

Pemahaman ini menjadi kunci untuk merawat baterai. Tindakan yang salah, seperti sering membiarkan baterai benar-benar kosong, justru dapat mempercepat penurunan kinerjanya.

Sebaliknya, menjaga tingkat pengisian baterai dalam rentang tertentu dapat memberikan dampak positif untuk masa pakainya dalam jangka panjang.

Mitos Pengosongan Baterai Hingga Nol Persen

Salah satu mitos yang masih dipercaya banyak orang adalah perlu mengosongkan baterai sepenuhnya sebelum mengecas. Untuk baterai lithium-ion, kebiasaan ini justru berpotensi merusak.

Baterai jenis ini tidak menyukai kondisi ekstrem, baik terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Ahli baterai sering merekomendasikan untuk menjaga tingkat daya baterai antara 20 persen dan 80 persen sebagai ‘zona aman’ yang ideal.

Rentang ini membantu meminimalkan stres pada sel baterai dan memperlambat proses penuaan alami.

Tentu saja, sesekali baterai drop hingga 5 persen atau di-charge penuh hingga 100 persen untuk keperluan perjalanan jauh tidak akan langsung merusak.

Ponsel dilengkapi dengan mekanisme perlindungan untuk menangani situasi seperti ini. Namun, jika dibiasakan, dampak negatifnya akan terakumulasi seiring waktu.

Mengecas Semalaman: Aman atau Berbahaya?

Kebiasaan mengecas ponsel semalaman adalah hal yang paling umum dilakukan. Kekhawatiran utama adalah apakah hal ini menyebabkan ‘overcharging’ yang merusak baterai.

Kabar baiknya, smartphone modern telah dilengkapi dengan sirkuit pintar yang menghentikan proses pengisian daya begitu baterai mencapai kapasitas 100 persen.

Beberapa ponsel bahkan memiliki fitur perangkat lunak canggih yang memperlambat kecepatan pengisian pada tahap akhir jika perangkat terhubung ke charger dalam waktu lama.

Ini mencegah baterai terus-menerus berada pada tegangan maksimum. Meski demikian, membiarkan baterai berada pada level 100 persen untuk waktu yang sangat lama dalam kurun berbulan-bulan atau bertahun-tahun tetap menciptakan tekanan tambahan.

Untuk mengatasi hal ini, banyak pabrikan menyematkan fitur seperti ‘optimized charging’ pada iPhone atau ‘adaptive charging’ di Android.

Fitur ini mempelajari kebiasaan pengguna dan menunda pengisian penuh hingga mendekati waktu bangun tidur, sehingga baterai tidak lama-lama berada di level maksimal. Ini adalah cara cerdas untuk menghemat baterai smartphone dalam jangka panjang.

Manfaat Mengecas Secara Berkala di Siang Hari

Banyak yang bertanya, apakah sering mengecas baterai dalam waktu singkat itu buruk? Jawabannya justru sebaliknya.

Untuk baterai lithium-ion, pengisian daya kecil dan sering lebih baik daripada membiarkannya terkuras habis baru kemudian diisi penuh.

Misalnya, jika baterai Anda di level 40 persen di sore hari, mengecasnya sebentar hingga 70 persen lebih sehat bagi baterai daripada menunggu hingga hampir 0 persen.

Kemudahan pengisian daya portabel dan nirkabel mendukung kebiasaan ini. Namun, satu hal yang perlu diwaspadai adalah panas.

Panas adalah musuh utama baterai. Jika ponsel terasa panas saat dicas, terutama saat menggunakan charger nirkabel, sebaiknya hentikan pengisian daya setelah mencapai level yang cukup untuk aktivitas Anda.

Tren pengembangan baterai berkapasitas besar, seperti yang dilakukan Realme dengan baterai 10.000mAh, juga bertujuan untuk mengurangi frekuensi pengisian daya harian.

Dampak Fast Charging terhadap Kesehatan Baterai

Fast charging telah menjadi fitur standar di banyak smartphone. Kemampuan untuk mengisi daya hingga 50 persen dalam waktu 30 menit sangat membantu saat sedang terburu-buru. Namun, apakah teknologi ini memperpendek umur baterai?

Pengisian daya cepat sesekali umumnya tidak masalah. Yang perlu diperhatikan adalah panas yang dihasilkan oleh proses ini.

Pengisian daya berkecepatan tinggi yang konstan menghasilkan lebih banyak panas, dan panas inilah yang mempercepat degradasi baterai.

Jika Anda tidak terburu-buru, menggunakan charger biasa dengan kecepatan standar lebih ramah untuk baterai dalam jangka panjang.

Beberapa ponsel sekarang menawarkan opsi untuk membatasi kecepatan pengisian, yang sangat berguna untuk pengisian daya semalaman atau saat bekerja di meja.

Inovasi desain seperti pada smartphone dengan baterai 7.000 mAh dalam bodi tipis juga turut mempertimbangkan manajemen termal yang lebih baik.

Kesimpulan: Baterai adalah Komponen yang Perlahan Aus

Poin penting yang harus dipahami adalah bahwa baterai merupakan komponen yang dapat aus. Tidak peduli seberapa hati-hati Anda, kapasitas baterai smartphone akan berkurang setelah dua atau tiga tahun penggunaan. Itu adalah hal yang normal.

Tujuannya bukanlah membuat baterai bertahan selamanya, tetapi memperlambat proses penuaan sehingga ponsel tetap dapat diandalkan hingga Anda siap untuk upgrade.

Dengan mengecas secara pintar, menghindari kondisi ekstrem, dan memanfaatkan fitur yang sudah dibangun ke dalam ponsel, Anda telah melakukan langkah terbaik untuk merawat baterai.

Seperti halnya inovasi dalam ketipisan bodi, seperti yang ditunjukkan oleh Infinix HOT 60 Pro+ yang memecahkan rekor ketipisan, teknologi baterai juga terus berkembang untuk menawarkan daya tahan dan keawetan yang lebih baik.

Jadi, jawaban atas pertanyaan “seberapa sering harus mengecas?” adalah: sesering yang Anda butuhkan.

Jika Anda dapat menjaga baterai antara 20-80 persen, menghindari panas berlebih, dan tidak terlalu khawatir dengan sesekali mengecas semalaman, kesehatan baterai smartphone Anda kemungkinan besar akan tetap baik hingga waktunya Anda beralih ke perangkat baru.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU