Kamis, 9 Oktober 2025
Selular.ID -

Shopee dan TikTok Shop Dominasi Pasar E-commerce Indonesia 2025

BACA JUGA

Selular.id – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis laporan terbaru bertajuk “Survei Penetrasi Internet dan Perilaku Penggunaan Internet 2025” yang mengungkap dominasi Shopee dan TikTok Shop di pasar e-commerce Indonesia. Survei ini melibatkan sekitar 8.700 responden di 38 provinsi di Tanah Air, menunjukkan bahwa lebih dari separuh pengguna internet Indonesia mengakses Shopee, sementara TikTok Shop (yang telah rebranding menjadi Shop Tokopedia) menempati posisi kedua.

Laporan APJII menunjukkan bahwa Shopee diakses oleh 53,22% pengguna internet Indonesia, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang sebesar 41,65%. Sementara itu, TikTok Shop (Shop Tokopedia) diakses oleh 27,37% pengguna, naik dari angka 12,20% pada tahun 2024. Data ini menegaskan dominasi kedua platform tersebut dalam lanskap e-commerce nasional.

Tokopedia dan Lazada menempati urutan ketiga dan keempat dengan selisih persentase yang sangat tipis. Tokopedia diakses oleh 9,57% pengguna (naik tipis dari 9,40% tahun lalu), sedangkan Lazada diakses 9,09% masyarakat Indonesia (turun dari 17,54% tahun lalu). Dua platform lainnya yang masuk dalam daftar adalah Blibli (0,29%) dan Facebook Marketplace (0,25%).

Shopee Mendominasi Segala Demografi

Selain menjadi marketplace yang paling sering diakses, Shopee juga menjadi platform belanja online pilihan lintas demografi. Dari total responden laki-laki yang disurvei APJII, 54,03% memilih Shopee untuk belanja daring. Sementara itu, 52,39% responden perempuan juga memilih platform yang sama. Data ini menunjukkan bahwa Shopee berhasil menjangkau berbagai segmen pengguna dengan efektif.

APJII juga menelusuri intensitas transaksi daring masyarakat Indonesia. Mayoritas responden (30,34%) mengaku melakukan transaksi online beberapa kali dalam sebulan. Sebanyak 63,35% responden mengeluarkan biaya sekitar Rp 100.000 – Rp 500.000 setiap bulan untuk bertransaksi online. Yang menarik, sekitar 73,70% responden memilih metode pembayaran “Cash on Delivery” (COD) atau bayar di tempat, mengalahkan metode transfer bank, cicilan, dan kartu kredit.

Perilaku dan Preferensi Belanja Online

Dalam berbelanja online, sebagian besar responden APJII (43,74%) mengatakan mereka membeli perlengkapan pakaian dan aksesoris. Alasan utama memilih belanja daring adalah harga produk yang lebih murah (30,06%) dan adanya promo atau diskon pengiriman (29,05%). Meskipun tren belanja online terus meningkat, masih ada segmen masyarakat yang lebih memilih berbelanja di toko fisik.

Sebanyak 38,72% responden mengaku lebih nyaman berbelanja di toko fisik, meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 53,97%. Penurunan ini menunjukkan bahwa adaptasi masyarakat terhadap belanja online terus mengalami peningkatan seiring waktu.

Survei APJII ini melibatkan masyarakat berusia minimal 13 tahun dan dilakukan pada periode 10 April – 16 Juli 2025. Selain perilaku pengguna terhadap marketplace, survei ini juga mencatat angka penetrasi internet Indonesia, data mengenai pelanggan seluler, perilaku transaksi digital, dan konten kecerdasan buatan (AI).

Pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia terus menunjukkan tren positif, sebagaimana tercatat dalam laporan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 1.17%. Peningkatan akses internet ini turut mendorong perkembangan e-commerce dan digital economy secara keseluruhan. Pada tahun 2023, penetrasi internet Indonesia sudah mencapai 78.19%, dan terus mengalami peningkatan signifikan hingga tahun 2025.

Dominasi Shopee dan TikTok Shop dalam survei terbaru APJII ini mencerminkan dinamika persaingan e-commerce Indonesia yang terus berkembang. Kedua platform tidak hanya unggul dalam jumlah pengguna, tetapi juga berhasil menciptakan ekosistem belanja online yang diminati berbagai kalangan masyarakat.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU