Rabu, 30 Juli 2025
Selular.ID -

Saat Ren Zhengfei Remehkan Dampak Kontrol AS Terhadap Huawei

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Kebijakan restriktif Amerika Serikat terhadap China ironisnya justru mengkatalisasi kemajuan teknologi negara tirai bambu itu.

Hal itu tercermin dari pernyataan terbaru pendiri Huawei Ren Zhengfei, yang meremehkan dampak kontrol ekspor AS.

Dalam wawancara dengan People’s Daily yang diterbitkan pada Selasa (10/5) di halaman depan surat kabar tersebut, Ren mengatakan bahwa Huawei tidak perlu khawatir tentang tantangan chip.

Dalam menghadapi blokade dan penindasan eksternal, “tidak perlu terlalu banyak memikirkan kesulitan, ambil tindakan dan maju selangkah demi selangkah”, katanya.

Ren menguraikan strategi pragmatis perusahaannya untuk mengatasi pembatasan teknologi AS, dengan menekankan investasi dan pelaksanaan penelitian teoritis yang tiada henti.

Menanggapi peringatan Washington tentang penggunaan chip AI Ascend Huawei, ia mengatakan: “Banyak perusahaan chip China berkinerja baik. Huawei hanyalah salah satunya. AS melebih-lebihkan pencapaian kami — kami masih tertinggal satu generasi dalam kinerja chip tunggal.”

Baca Juga: Chip-chip Canggih Buatan Huawei Jadi Sasaran Pembatasan AS

Pandangan Ren menanggapi pernyataan Jensen Huang, CEO perusahaan semikonduktor AS Nvidia, kepada Bloomberg dalam sebuah wawancara baru-baru ini, bahwa teknologi chip AI besutan Huawei, termasuk kluster Cloud-Matrix dan chip Ascend 910C

Menurut Huang, chip-chip buatan Huawei mampu bersaing dengan penawaran kelas atas Nvidia seperti Grace Blackwell dan H200.

Senada dengan Ren, Xiang Ligang, direktur jenderal Zhongguancun Modern Information Consumer Application Industry Technology Alliance, sebuah asosiasi industri telekomunikasi, mengatakan bahwa pencapaian Huawei telah menunjukkan bagaimana pembatasan AS justru mempercepat kemajuan China dalam teknologi chip.

“Industri semikonduktor China, yang diredam oleh sanksi AS selama bertahun-tahun, kini memiliki kecakapan yang lebih kuat,” kata Xiang.

Ren menambahkan bahwa tantangan terkait perangkat lunak yang dihadapi Tiongkok dapat dikelola.

“Perangkat lunak dibangun di atas simbol matematika, kode, dan lapisan algoritma mutakhir. Tidak ada belenggu di sini,” katanya.

“Tantangan sebenarnya terletak pada sistem pendidikan dan pengembangan bakat kita. Di masa depan, China akan memiliki ratusan, atau bahkan ribuan, sistem operasi yang mendukung kemajuannya di seluruh industri, pertanian, perawatan kesehatan, dan lainnya,” tambahnya.

Di sisi lain, Ren juga menggarisbawahi pentingnya penelitian teoritis.

“Tanpa penelitian mendasar, kita kekurangan akar. Bahkan jika daun tampak subur dan tumbuh subur, embusan angin dapat membuatnya jatuh,” katanya.

Huawei mendukung visinya dengan tindakan. Dari pengeluaran tahunan perusahaan sebesar 180 miliar yuan ($25 miliar) untuk penelitian dan pengembangan, 60 miliar yuan dialokasikan untuk penelitian teoritis.

“Tanpa penelitian teoritis, tidak akan ada terobosan besar dan kita tidak akan mengejar AS,” tegas Ren.

Baca Juga: AS Makin Gerah, Setahun Lagi Huawei Siap Produksi Chip 3 Nanometer

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU