Jakarta, Selular.ID – Pegadaian, Artajasa, sampai Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia mengadopsi hyperconverged infrastructure (HCI) dari Nutanix untuk meningkatkan resiliensi dan skalabilitas IT.
Perusahaan teknologi yang menyediakan solusi HCI dan platform cloud Nutanix memang sudah lama hadir di Indonesia, tepatnya sejak tahun 2009.
Saat ini, perusahaan fokus untuk memberdayakan bisnis di Indonesia agar dapat bergerak melampaui transformasi digital, termasuk menyediakan fondasi penting untuk inovasi dan pengadopsian AI serta aplikasi cloud-native.
Saat ini, Nutanix melayani berbagai pelanggan di Indonesia dari berbagai sektor, termasuk namun tidak terbatas pada layanan keuangan, sektor publik, serta manufaktur dan layanan.
Pelanggan Nutanix di Indonesia di antaranya Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Artajasa, dan Pegadaian. Ketiganya berbagi wawasan dalam acara Nutanix .NEXT di Jakarta (19/06/2025).
- Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Kementerian Dalam Negeri RI: memilih Nutanix untuk memodernisasi infrastruktur IT mereka, mendukung layanan e-government yang lebih responsif dan aman di seluruh Indonesia. Dengan mengadopsi hyperconverged infrastructure (HCI) dari Nutanix, Kementerian ini menyederhanakan manajemen pusat data, meningkatkan penyediaan layanan untuk lebih dari 250 juta rakyat Indonesia dan membuka jalan ke inisiatif pemerintah digital yang siap menghadapi masa depan. - Artajasa
Sebagai penyedia infrastruktur pembayaran terkemuka di Indonesia, Artajasa meningkatkan resiliensi dan skalabilitas IT-nya dengan menerapkan Nutanix HCI. Solusi ini memungkinkan Artajasa mengurangi downtime pada sistem mereka, menyederhanakan operasional, dan memastikan layanan transaksi antar bank yang sangat penting seperti ATM Bersama selalu dapat diakses. - Pegadaian
Pegadaian, perusahaan jasa keuangan dan pegadaian milik negara, beralih ke Nutanix untuk mendukung perjalanan transformasi digitalnya. Dengan hyperconverged infrastructure dari Nutanix, Pegadaian meningkatkan keamanan data, meningkatkan kinerja sistem, dan mengurangi beban kerja operasional tim TI, sehingga institusi ini dapat melayani masyarakat Indonesia yang tidak memiliki rekening bank dengan lebih baik.
Pada media briefing Nutanix .NEXT Jakarta 2025, Jay Tuseth, Vice President dan General Manager, Asia Pasifik dan Jepang, menyampaikan bahwa di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ), organisasi-organisasi sedang berlomba-lomba untuk menerapkan AI; 60% dari organisasi di kawasan ini sudah menerapkan strategi Generative AI (GenAI), menurut laporan 2025 Nutanix Enterprise Cloud Index (ECI).
Asia Tenggara berada di garis terdepan tren ini, dengan pertumbuhan AI yang digerakkan oleh peningkatan otomatisasi, strategi AI nasional yang kuat, dan peningkatan pengadopsian AI oleh enterprise.
Namun, meningkatkan skala GenAI dari pengembangan ke produksi tetap menjadi tantangan global, terutama di kawasan APJ di mana integrasi infrastruktur IT menjadi penghambat terbesar (Laporan 2025 ECI).
“Untuk membuka potensi penuh GenAI, organisasi harus memprioritaskan modernisasi infrastruktur IT mereka guna memastikan infrastruktur tersebut scalable, aman dan siap AI,” papar Jay.
Peralihan yang Cepat ke Aplikasi Cloud-Native
Didorong oleh ekonomi digital yang melonjak 2,5 kali lipat menjadi US$ 11 miliar pada 2024 (vs.2022), Asia Tenggara dengan cepat mengadopsi aplikasi cloud-native. Hal ini memungkinkan perusahaan menyediakan layanan digital yang lebih agile, scalable dan inovatif.
Kontainerisasi aplikasi, yang kini menjadi standar global untuk pengembangan cloud-native, memungkinkan akses data yang aman dan lancar di seluruh lingkungan hybrid multicloud.
Di kawasan APJ, sebanyak 80% organisasi sudah melakukan kontainerisasi pada beberapa aplikasi mereka, dan 16% lainnya sedang dalam proses melakukannya (Laporan 2025 ECI). Seiring dengan pertumbuhan pengadopsian ini, penguasaan Kubernetes dalam skala besar menjadi sangat penting.
Menavigasi Biaya dan Memastikan Resiliensi
Dengan tekanan biaya yang semakin besar, pemimpin IT di Asia Tenggara memikirkan ulang strategi cloud mereka untuk menyeimbangkan fleksibilitas, efisiensi, dan resiliensi. Sebanyak 95% organisasi di dunia mengatakan GenAI telah membentuk ulang prioritas mereka, terutama seputar keamanan dan privasi. Insight ini juga tercermin di APJ (Laporan 2025 ECI ).
Dalam lingkungan ini, arsitektur hybrid multicloud, digabungkan dengan kontainerisasi dan Kubernetes, sangat penting untuk mengatasi tantangan sekaligus mendorong inovasi.
Nutanix bergerak di bidang komputasi hybrid multicloud, memberdayakan organisasi-organisasi untuk berinovasi saat ini dan bersiap menghadapi teknologi masa depan seperti AI, aplikasi cloud-native, dan operasional hybrid yang terdistribusi.
Baca Juga: Nutanix Tunjuk Bos F5 sebagai Country Manager Indonesia