SELULAR.ID – Pemilik X/Twitter, Elon Musk menjadi salah satu tokoh paling banyak viewers dalam perannya menyebarkan berita sesat di platform miliknya, dalam Pemilu Amerika Serikat 2024. Musk memproduksi 87 klaim soal pemilu yang menyesatkan, dengan jumlah viewers sebanyak 2 miliar.
Analis dari organisasi nirlaba Center for Countering Digital Hate (CCDH) mengungkapkan data tersebut. Para pemeriksa fakta menemukan, Musk mengubah algoritma X agar postingan miliknya dapat menjangkau semua orang di platform, karena ternyata, memiliki 203 juta pengikut di X/Twitter saja tidak cukup.
Secara gamblang, Musk mendukung Donald Trump pada Pilpres kali ini. Musk menjadi donatur terbesar di kampanye politiknya dengan menyumbangkan dana $118 juta ke super PAC, yakni organisasi Super Political Action Committee, yang menggalang dana untuk kampanye salah satu calon presiden di AS.
Fakta lain yang ditemukan, Super PAC mengiklankan kandidatnya di Facebook, dengan peningkatan frekuensi mengiklan sebanyak 1.000 persen. Hal ini yang kemudian membuat Meta melarang iklan berbau politik Pilpres 2024 di AS.
Baca juga: Pengamat Prediksi Kamala Harris Menang Pilpres AS
Sikap Meta dengan X/Twitter bagaikan bumi dan langit terhadap konten iklan Pilpres 2024. CCDH menemukan, bahwa postingan politik Musk memperoleh lebih dari 17,1 miliar tayangan sejak Juli.
Jumlah viewers itu melonjak dua kali lipat lebih dibandingkan seluruh iklan politik di platform tersebut selama periode yang sama, yang kira-kira setara dengan pengeluaran iklan kampanye sebesar $24 juta.
Peneliti menemukan data, ada 746 postingan Musk antara 13 Juli hingga 25 Oktober yang menyebutkan istilah yang terkait dengan pemilu AS, seperti Donald Trump, Kamala Harris, pemilu, dan surat suara.
Analisis di atas berasal dari data publik dari X/Twitter mengenai postingan Musk dan pengeluaran kampanye politik untuk mempromosikan iklan di platform miliknya.
Musk juga ‘mengompori’ bahwa sistem pemilu di AS tidak bisa dipercaya. Ironinya, postingan itu dilihat 532 juta kali. Pengguna X/Twitter bahkan menuding Musk membeli Twitter hanya untuk dijadikan alat kampanye sesuka hatinya, tanpa aturan.
Baca juga: Gaji Kreator Konten X/Twitter Kini Bergantung pada Engagement, Bukan Iklan
CEO CCDH Imran Ahmed mengatakan, X/Twitter memiliki fitur Community Notes yang memungkinkan anggota komunitas untuk memeriksa fakta postingan. Namun, Ahmed mengatakan fitur tersebut bersifat sementara.
Krisis disinformasi di platform media sosial X/Twitter dianggap memprihatinkan. Mengutip Techcrunch, Musk belum menanggapi mengenai kabar menyesatkan yang ia ciptakan secara semena-mena di platform X/Twitter miliknya.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News