Selular.ID – Pendiri perusahaan pembuat chip kontrak Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), memperingatkan bahwa perusahaan yang pernah dipimpinnya kini menghadapi tantangan terbesar karena perdagangan bebas chip terus terkekang.
Morris Chang, yang pensiun sebagai Chairman pada 2018, mengatakan dalam sebuah acara perusahaan di Taiwan bahwa, ketika ketegangan geopolitik meningkat, perdagangan bebas global dalam semikonduktor “telah berakhir”, menciptakan hambatan baru untuk pertumbuhan.
Dengan perubahan geopolitik yang membuat perusahaan terkotak-kotak, Morris mengatakan TSMC telah menjadi medan pertempuran dan sekarang “benar-benar wilayah yang ingin diamankan oleh semua kekuatan besar”.
Minggu lalu, TSMC yang merupakan pembuat kontrak chip terbesar di dunia, terpaksa menghentikan pengiriman chip yang dibuat untuk pelanggan yang berbasis di China.
Penghentian dilakukan, setelah TSMC menemukan komponen yang dikirim kepada perancang chip Sophgo, justru berakhir pada prosesor canggih yang diproduksi Huawei, Ascend 910B.
Padahal, seturut meningkatnya perang dagang AS – China, sejak pertengahan 2019, sanksi keras yang diberlakukan AS melarang Huawei mengimpor chip 5G dan AI yang canggih dari perusahaan-perusahaan yang menjadi sekutu Washington, termasuk TSMC.
TSMC yang berbasis di Hsincu Science Park, sebelah barat daya kota Taipe, adalah pemasok chip utama untuk Nvidia dan Apple.
Raksasa teknologi itu, menerima hibah dan pinjaman pemerintah senilai $11,6 miliar untuk membangun fasilitas produksi chip ketiga di negara bagian Arizona, AS.
Meski ketegangan antara China dan AS tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, kinerja TSMC tidak mengendur.
Dalam panggilan pendapatan belum lama ini, perusahaan menaikkan perkiraan pertumbuhan pendapatan sepanjang 2024 menjadi 30%.
Kenaikan itu didorong dengan peningkatan laba bersih sebesar 54,2% dari tahun ke tahun pada Q3-2024. Perusahaan mengharapkan pendapatan Q4-2024 tumbuh sebesar 33% hingga 37%.
Halaman Selanjutnya..