Selular.ID – Samsung Electronics mengatakan pada Rabu (2/10) bahwa pihaknya berencana memangkas karyawan di beberapa operasinya di Asia, setelah sebuah laporan menyebutkan bahwa satu dari sepuluh posisi di pasar yang terdampak dapat dipangkas.
Pembuat chip memori terbesar di dunia itu, bakal mengubah tingkat kepegawaian di Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, kata seorang juru bicara perusahaan kepada AFP, seraya menambahkan bahwa “penyesuaian tersebut mencakup pemangkasan karyawan”.
“Penyesuaian tenaga kerja rutin” dilakukan “untuk meningkatkan efisiensi operasional,” kata Samsung Electronics dalam sebuah pernyataan.
“Perusahaan belum menetapkan target jumlah untuk posisi tertentu,” tambah pembuat ponsel pintar Galaxy tersebut.
Namun, Bloomberg melaporkan bahwa PHK tersebut dapat memengaruhi sekitar 10% tenaga kerja di pasar tersebut.
Perusahaan yang berpusat di Suwon tersebut mempekerjakan lebih dari 267.800 pekerja, dengan lebih dari separuh total tenaga kerjanya berada di luar negeri.
Salah satu negara yang terdampak dengan keputusan Samsung adalah India.
Samsung yang dikenal di seluruh dunia karena telepon pintar, peralatan rumah tangga, dan banyak lagi produk elekronik lainnya, akhirnya memutuskan untuk memangkas lebih dari 200 pekerjaan di India.
PHK tersebut terjadi pada saat chaebol Korea itu bergulat dengan penjualan yang lebih rendah, imbas permintaan konsumen yang terus menciut.
Rencana PHK akan memengaruhi berbagai departemen termasuk ponsel, peralatan rumah tangga, dan elektronik konsumen.
Keputusan mengurang karyawan merupakan bagian dari upaya Samsung yang lebih luas untuk menurunkan biaya dan mempertahankan profitabilitas selama periode yang menantang ini.
Langkah drastis yang ditempuh Samsung, terjadi setelah pembuat chip AS Intel mengumumkan pada Agustus lalu, bahwa mereka akan memangkas lebih dari 15% tenaga kerja.
Intel mencoba untuk merampingkan operasi menyusul laporan kerugian sebesar $1,6 miliar pada kuartal kedua 2024.
Meski memutuskan untuk mengurangi karyawan, sejatinya kinerja Samsung tengah menanjak, setelah beberapa periode sebelumnya mengalami penurunan laba.
Tercatat, raksasa Korea itu mengalami pertumbuhan tercepat sejak 2010, dengan laba operasi melonjak pada kuartal kedua menjadi 10,44 triliun won, seiring dengan harga chip yang melambung dan permintaan untuk AI generatif yang terus tumbuh.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 1.462,29% dari 670 miliar won pada periode yang sama tahun sebelumnya, melampaui ekspektasi pasar.
Samsung Electronics merupakan anak perusahaan utama dari raksasa Korea Selatan Samsung Group. Kelompok usaha tersebut, sejauh ini merupakan konglomerat terbesar yang dikendalikan keluarga yang mendominasi bisnis di ekonomi terbesar keempat di Asia.
Baca Juga: Samsung Galaxy S24 FE Resmi Edar di Indonesia Harga 9 Jutaan