Selular.ID – Penggunaan kabel fiber optik menjadi pilihan karena keunggulan yang dimilikinya. Sejak pertama digunakan pada 2005 hingga sekarang, baru 30 persen wilayah Indonesia terlayani jaringan fiber optik.
Jerry Mangasas Siregar, Ketua Umum APJATEL mengungkapkan kondisi terkini terkait penggelaran jaringan kabel fiber optik di Indonesia, bahwa saat ini panjang kabel fiber optik yang telah digelar di seluruh Indonesia mencapai 800 ribu km, membentang dari Aceh hingga Papua, tapi penetrasi jaringan baru mencapai sekitar 30 persen.
“Dari 514 kabupaten/kota, hanya sekitar 150 yang telah memiliki jaringan fiber optik,” Butuh dukungan dari berbagai pihak pemerintah, masyarakat dan semua pihak agar pembangunan jaringan bisa terus berlangsung dan bisa mencapai seluruh pelosok negeri kata Jerry, di Bogor (24/10/24).
Jerry mengatakan penyebab penyebaran fiber optik yang masih 30% sejak dua tahun belakangan. Menurutnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi.
Jerry menyebutkan, pertama negara Indonesia adalah negara kepulauan, ada tingkat kerumitan di sana.
Kedua menurut Jerry, untuk konektivity ini terjadi tumpeng tindih regulasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sendiri.
“Jika aturannya fleksibel, menggelar jaringan pun jadi lebih fleksibel. Ada 20 ribu aturan tumpang tindih. Kemarin Apjatel berhasil merubah salah satu regulasi Permedagri No 19 2016,menjadi Permendagri No 7 2024, mengenai biaya sewa,”ujar Jerry lagi.
Penggunaan fiber optik juga dinilai cukup optimal, dengan tingkat utilisasi mencapai hampir 90 persen.
Namun, Jerry menekankan bahwa belum semua wilayah dan penduduk Indonesia terjangkau jaringan ini, dengan masih adanya daerah-daerah blank spot yang belum sepenuhnya terhubung.
Sebelumnya, banyak daerah juga yang mengenakan biaya sewa utilitas yang memberatkan penyedia jaringan.
Selain regulasi, biaya tinggi untuk perizinan, kerusakan kabel akibat vandalisme, serta koordinasi lintas kementerian juga menjadi tantangan besar.
Jerry menambahkan bahwa regulatory cost yang harus ditanggung oleh penyelenggara jaringan mencapai 12 persen, termasuk biaya BHP, USO dan perizinan lainnya.
Apjatel terus mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan yang lebih fleksibel dan efisien, sehingga penyedia jaringan bisa lebih leluasa dalam memperluas infrastruktur telekomunikasi demi meningkatkan konektivitas di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, Apjatel berharap kolaborasi dengan pemerintah, khususnya Menteri dan Wakil Menteri baru (Kemenkomdigi), dapat terus berlanjut.
Sebagai asosiasi strategis nasional, Apjatel berperan penting dalam pengembangan jaringan fiber optik dan telekomunikasi.
Baca Juga:Upaya Apjatel Wujudkan Indonesia Emas 2045
Menurut laman Baktikominfo ada beberapa keunggulan dari fiber optik yaitu kapasitas besar, komponen yang tipis/kecil, tidak menggunakan arus listrik dan validitas data terjamin.
Karena itu banyak dipakai oleh perusahaan telekomunikasi dan operator internet untuk mengembangkan jaringan.