Senin, 11 Agustus 2025
Selular.ID -

Profil Forest Li, Bos Garena dan SEA Group yang Tersangkut Kasus Jet Pribadi Kaesang

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Nama bos Garena Forest Li belakangan mencuat seiring dengan terungkapnya penggunaan jet pribadi oleh Kaesang Pengarep.

Bersama dengan istrinya Erina Gudono, putra bungsu Presiden Jokowi itu, diketahui berpergian ke AS menggunakan pesawat mewah, Gulfstream G650ER pada pada Minggu (18/8/2024).

Dengan nomor penerbangan N588SE, biaya sewa pesawat  buatan Gulfstream Aerospace itu terbilang fantastis. Mencapai sekitar Rp 265,8 juta hingga Rp 308,8 juta per jam.

Belakangan, seorang warganet mendapati bahwa pemilik pesawat itu adalah Garena Online (Private) Ltd.

Bersama dengan Shopee dan SeaBank, Garena adalah lini usaha SEA Group di Indonesia.

SEA Group yang berbasis di Singapura, diketahui bekerja sama dengan Pemerintah Kota Solo, yang dipimpin putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Bersama dengan sejumlah perusahaan lainnya, SEA Group membuka Hub di Solo Technopark pada Desember 2021.

Lihat Juga:

Selain itu, Free Fire buatan Garena juga menjadi sponsor klub sepak bola Persis Solo milik Kaesang sejak 2021.

Penggunaan pesawat pribadi itu diduga sebagai gratifikasi dari SEA Group kepada keluarga Jokowi.

Terungkapnya dugaan gratifikasi terhadap Kaesang, dengan sendirinya membuat Forest Li masuk dalam pusaran kasus.

Berikut adalah profil Forest Li, konglomerat muda di balik mengilapnya kinerja SEA Group.

Lahir di Shanghai, Forrest Li adalah salah satu pendiri sekaligus CEO SEA Limited. Ia pindah ke Singapura 18 tahun yang lalu, dan kemudian menjadi warga negara yang dinaturalisasi oleh negara kota itu.

Bersama dengan dua mitranya, Gang Ye dan David Chen, pengusaha berusia 46 tahun itu mendirikan Garena, platform game dan hiburan pada 2009, serta Shopee yang berfokus pada e-commerce pada 2015.

Forbes mencatat, pria bernama lengkap Forrest Xiaodong Li itu, lahir di Tianjin, China. Sayangnya, tidak terdapat banyak informasi terkait masa kecilnya.

Li kemudian beremigrasi ke Singapura tak lama setelah mendapatkan gelar di bidang teknik dari Shanghai Jiaotong University.

Keputusan Forest Li hijrah ke Singapura, untuk kemudian mendirikan Garena dan Shopee, terbukti menjadi langkah tepat.

Seperti dilaporkan Deal Street Asia, Garena menjelma menjadi platform game terkemuka dengan pendapatan paling menggiurkan.

Tengok saja laba bersih mencapai $2,5 miliar pada 2021, meroket 146% dibandingkan 2020. Pendapatan sebesar $4,32 miliar, naik 114% dari 2020.

Free Fire, game besutan Garena, menjadi tambang uang utama. Pada Q1 2021 (Januari-Maret), Free Fire mencapai pendapatan $ 100 juta (pasar AS saja). Free Fire menyalip PUBG Mobile Tencent sebagai game battle royale seluler terlaris di AS.

Kinerja apik juga ditunjukkan oleh Shopee. Tercatat pendapatan Shopee mencapai $5,1 miliar pada 2021, melonjak 136% dibandingkan 2020.

Akumulasi nilai pembelian atau gross merchandise value (GMV) sebesar US$62,5 miliar (sekitar Rp899 triliun) selama 2021.

Angka tersebut melesat 76,8 persen dibanding tahun sebelumnya, yang hanya senilai US$35,4 miliar (sekitar Rp509 triliun).

Berkat mengkilapnya kinerja Garena dan Shopee, Forest Li kini menjelma menjadi salah satu taipan di Singapura.

Berdasarkan data dari Forbes Real Time Billionaires, tercatat harta kekayaan Forrest Li mencapai US$ 18,6 miliar atau setara dengan Rp 269,7 triliun (kurs Rp 14.500/US$) pada 1 September 2021.

Harta sebanyak itu menjadikan Forest Li sebagai orang terkaya kedua di Singapura, di belakang kongomerat pemilik Nippon Paint, Goh Cheng Liang.

Baca Juga: Sedaap, Kekayaan Pendiri dan CEO SEA Group Forrest Li Melonjak $919 Juta Hanya Dalam Semalam

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU