SELULAR.ID – Perusahaan raksasa Google bekerja sama dengan Holocene untuk mengurangi emisi karbon di perusahaannya yang terus meningkat.
Dalam laman resminya, Google mengungkap sudah membeli kredit penghapusan karbon dari penyedia jasa penangkap karbon Holocene, dengan harga 100 USD per-ton CO2, yang akan dilakukan awal 2030.
Google menyuntik dana 10 juta USD untuk membantu mewujudkan rencana Holocene. Kemudian, mereka akan membangun pabrik percontohan yang dapat menangkap sekitar 5.000 ton CO2 per tahun, dan kemudian membangun pabrik komersial yang dapat menghasilkan hingga 500.000 ton karbon.
Holocene menggunakan teknologi direct air capture (DAC), teknologi yang mengekstrak CO2 secara langsung dari atmosfer di lokasi tertentu. Hal ini diharapkan Google bisa mencapai target zero emisi bagi perusahaannya.
Baca juga: Kalah Dalam Pertempuran Hukum dengan Uni Eropa, Apple dan Google Didenda Milyaran Dolar
Menyadur Verge, Holocene diluncurkan tahun 2022. Sebagai perusahaan rintisan teknologi iklim, Holocene termasuk dibayar lebih rendah ketimbang pesaing lain.
CEO dan Pendiri Holocene, Anca Timofte mengatakan, pihaknya percaya dengan dukungan masyarakat, pekerjaan tersebut bisa diselesaikan olehnya. Anca Timofte sendiri merupakan jebolan Stanford, yang menemukan penyaring CO2 dari udara yang menjadikan dasar teknologi tersebut di perusahaannya.
Anca Timofte juga rupanya pernah bekerja di Climeworks, salah satu perusahaan penghilang karbon pertama dan yang masih menjadi pemain utama di bidangnya dengan klien termasuk Microsoft dan JPMorgan Chase.
Holocene mengklaim cara kerja perusahaannya lebih efisien daripada yang lain. Menurut perusahaan tersebut, pihaknya mampu mengoperasionalkan teknik dua putaran kimiawi secara terus menerus: satu yang mengambil CO2 dari udara, dan satu lagi yang menghasilkan aliran murni CO2 yang ditangkap.
Teknik tersebut kemudian bisa mengubur karbon di bawah tanah. Putaran kimia pertama melibatkan aliran udara melalui air yang mengandung asam amino yang menarik CO2.
Kemudian bahan kimia guanidin ditambahkan ke dalam campuran, yang bereaksi dengan CO2 membentuk kristal padat. Setelah padatan dipisahkan dari cairan, padatan dipanaskan hingga antara 70 dan 100 derajat celsius (suhu air mendidih) untuk melepaskan CO2 ke dalam aliran gas rumah kaca yang terkonsentrasi.
Teknik Kompetitor Holocene
Di sisi lain, ada Climeworks, yang menggunakan teknologi yang dianggap sebagai sistem “kartrid”. Teknik ini menggunakan filter padat yang menarik CO2 keluar dari udara. Setelah filter jenuh, filter perlu dipanaskan untuk melepaskan CO2, dan kemudian filter dapat memuat lebih banyak CO2.
Baca juga: Google Pixel Watch 3 Jadi Teman Olahraga Lari
Dengan kata lain, ada satu bahan yang melakukan bongkar muat CO2, dan ada yang harus berhenti bekerja dulu, untuk mulai membongkar CO2. Holosen, mengklaim melakukan dua teknik sekaligus.
Climeworks memiliki rekam jejak yang lebih mahir daripada Holocene pada saat ini, dengan dua fasilitas skala komersial pertama di dunia beroperasi di Islandia dan lebih banyak proyek sedang berlangsung di AS, Norwegia, Kenya, dan Kanada.
Simak informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News