Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

Kredit Macet Pinjol Didominasi Gen Z dan Millenial Capai Rp69 Triliun

BACA JUGA

Selular.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sebanyak hampir 40% dari kredit macet pinjaman online (pinjol) berasal dari kaum generasi Z (Gen Z) dan milenial, yakni usia 19 hingga 34 tahun.

OJK mencatat penyaluran utang pinjol mencapai Rp69,39 triliun pada Juli 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan lembaga jasa keuangan lainnya OJK Agusman mengungkapkan hal tersebut.

Baca juga: Hormati Putusan Mahkamah Agung, OJK Perkuat Industri Pinjol

“Porsi TWP90 untuk gen z dan milenial 19-34 tahun itu ada di 37,17%,” kata Agusman saat Konferensi Pers Rapat DK Bulanan OJK Agustus 2024, Jumat (6/9/2024).

Dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulanan Agustus 2024, Agusman menuturkan tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP 90 pada P2P lending, dalam kondisi terjaga di posisi 2,53% pada Juli 2024, menurun dibandingkan pada Juni 2024 yang sebesar 2,79%.

Untuk memitigasi risiko kredit macet oleh masyarakat termasuk generasi Z dan milenial, penyelenggara peer to peer lending telah diminta oleh OJK untuk membuat pernyataan peringatan kepada konsumen pada laman utama website maupun aplikasinya.

Kalimat peringatan tersebut berbunyi: Hati-hati, transaksi ini berisiko tinggi. Anda dapat saja mengalami kerugian atau kehilangan uang. Jangan berutang jika tidak memiliki kemampuan membayar. Pertimbangkan secara bijak sebelum bertransaksi.

“Mudah-mudahan pendekatan ini akan membantu untuk menyeleksi gen Z dan milenial dan siapapun juga yang ingin bertransaksi di peer to peer lending untuk lebih sadar dari awal risiko yang akan dihadapi,” ujar Agusman.

Selain itu, OJK telah menerbitkan aturan mengenai fintech P2P lending yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.05/2022 tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (POJK 10/22) dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19/SEOJK.06/2023 tentang Penyelenggaraan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (SEOJK 19/2023).

Dalam aturan tersebut, OJK mengatur beberapa hal antara lain analisis pendanaan atau proses uji kelayakan pengajuan pinjaman dengan memperhatikan kemampuan keuangan yang dimiliki oleh penerima dana.

Penyelenggara wajib memenuhi ketentuan batas maksimum manfaat ekonomi pendanaan dalam memfasilitasi pendanaan.

Manfaat ekonomi yang dikenakan oleh penyelenggara adalah tingkat imbal hasil, termasuk bunga/margin/bagi hasil; biaya administrasi/biaya komisi/fee platform/ujrah yang setara dengan biaya dimaksud; dan biaya lainnya, selain denda keterlambatan, bea meterai dan pajak.

Baca juga: Hindari Jeratan Pinjol Ilegal, Bos UOB: Literasi Untuk Milenial Sangat Penting

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU