Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

IMD Serukan Antisipasi Dampak AI, Ancam Pekerja Perempuan

BACA JUGA

SELULAR.ID – Ternyata ada sejumlah dampak dari kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bagi kehidupan manusia.

Kecerdasan buatan (artificial intellegence/AI) memang menjanjikan efisiensi dan meningkatkan produktivitas.

Tapi, AI juga memberi dampak dengan mengancam sejumlah lapangan pekerjaan, khususnya di sektor-sektor yang bergantung pada pekerjaan repetitif yang bisa diotomatisasi.

Pekerja perempuan terdampak lebih besar ketimbang laki-laki imbas automasi ini.

Baca juga: Kominfo Klaim Hapus 3,3 Juta Konten Judi Hingga Kini

Berdasarkan hasil riset IMD World Talent Ranking 2024, Arturo Bris, Direktur IMD World Competitiveness Center (WCC) memberikan tiga poin penting pengaruh AI terhadap ketersediaan lapangan kerja.

1. Kecerdasan buatan akan mengubah lapangan pekerjaan

AI akan mengubah lapangan pekerjaan, namun belum ada penelitian yang jelas menunjukkan apakah AI akan menambah atau mengurangi lapangan pekerjaan.

Jika AI menghilangkan sejumlah lapangan kerja yang ada, maka pemerintah perlu memikirkan bagaimana cara untuk membuka lapangan kerja baru.

2. Lapangan kerja di negara maju lebih terdampak oleh AI

Menurut data Organisasi Ketenagakerjaan Internasional (ILO/Internasional Labour Organization) PBB, AI akan mengubah atau menggantikan 5,5% pekerjaan di negara berpendapatan tinggi dan hanya kurang dari 0,4% di negara berpendapatan rendah.

Hal ini terkait lebih terbatasnya akses teknologi di negara kurang berkembang.

3. AI memperburuk inklusi dan diskriminasi

Algoritma AI yang bias bisa meningkatkan diskriminasi di tempat kerja.

Data ILO menemukan automasi pekerjaan memberi pengaruh berdasarkan gender.

Otomatisasi pekerjaan dengan AI akan memengaruhi pekerja perempuan di negara maju (7,9%) ketimbang laki-laki (2,9%).

Sementara di negara berkembang perempuan (2,7%) pun lebih terdampak AI ketimbang pria (1,3%).

Sehingga penggunaan AI untuk perekrutan, promosi, dan evaluasi kinerja, perlu mengevaluasi ulang soal keadilan dan akuntabilitas algoritma AI yang dipakai.

Untuk itu, pemerintah dan pengambil kebijakan disarankan untuk segera melakukan antisipasi.

Misalnya dengan menyiapkan pelatihan ulang tenaga kerja dan rencana penanggulangan terhadap tingkat pengangguran dari mereka yang terdampak AI dan kaum marginal.

Pencegahan ini perlu dilakukan agar tak berkembang menjadi gejolak sosial dan berdampak kemampuan suatu negara untuk menarik talenta asing.

Sebab, tenaga ahli asing kurang berminat untuk masuk ke negara-negara yang memiliki masalah sosial, sehingga mereka memilih lari ke negara lain.

Kurangnya daya tarik ini ujungnya akan berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi.

Daya saing SDM: Indonesia mesti belajar dari Singapura

Baca juga: Kominfo Segera Terbitkan Permen Penggunaan AI di Indonesia

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU