Selasa, 12 Agustus 2025

6 Alasan Mengapa Judi Online Semakin Berkembang di Indonesia, Meski Bikin Sengsara Masyarakat

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Maraknya judi online telah membuat pemerintah bertindak tegas. Pada Juni lalu, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Pemberantasan Perjudian Daring (Satgas Judi Online).

Dalam tugasnya, Satgas menggelar operasi hukum guna menangani kasus judi online di masyarakat.

Tiga operasi itu adalah pembekuan rekening, penindakan jual-beli rekening dan ketiga penindakan terhadap transaksi game online melalui top up di minimarket.

Meski pemerintah telah membentuk Satgas Judi Online, efektifitas di lapangan ternyata tidak semudah membalik telapak tangan.

Judi online malah semakin menjamur. Digemari berbagai kalangan. Tua muda bahkan anak-anak pun sudah terpapar judi online.

Tengok saja temuan PPATK. Terungkap banyak anak-anak di berbagai daerah telah terbiasa bermain judi online. Jawa Barat menjadi wilayah dengan pengguna terbanyak, yaitu mencapai 41 ribu anak.  Nilai transaksinya pun terbilang mencengangkan, mencapai Rp 49,8 miliar.

Lantas, mengapa keberadaan judi online di Indonesia sulit dibendung, bahkan semakin menggurita?  Inilah enam alasannya.

Baca Juga: Sejumlah Jurus Untuk Atasi Masalah Judi Online

  1. Pasar yang Terus Berkembang

Tak dapat dipungkiri, popularitas perjudian di Indonesia sangat tinggi. Selama bertahun-tahun perputaran duit di kasino daring terus bertambah.

Tak tanggung-tanggung, pada 2023 dan 2022, menurut laporan PPATK, sekitar Rp 800 triliun duit masyarakat dihabiskan untuk bermain judi online.

Selain itu, menurut informasi dari Statista, pada 2027, keuntungan dari judi online di Indonesia akan mencapai $19,8 juta, dengan peningkatan sebesar 8,6% selama lima tahun terakhir.

Sehingga wajar jika para pengusaha di bidang ini terus bertambah. Meski melanggar undang-undang, mereka tetap bersemangat, mengingat potensi keuntungan yang sangat besar.

Lantas, mengapa keberadaan judi online di Indonesia sulit dibendung, bahkan semakin menggurita?  Inilah enam alasannya.

  1. Pengguna yang Loyal

Alasan lain mengapa trafik perjudian daring di Indonesia begitu menarik bagi afiliasi adalah audiensnya, yang sangat mudah tertarik dengan aktivitas semacam itu.

Menurut studi Populix, 8 dari 10 orang Indonesia tertarik pada perjudian dan telah mencoba aktivitas serupa setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Pada 2023 saja, terdapat 168 juta transaksi tercatat di situs kasino daring yang dilakukan oleh tiga juta penduduk Indonesia.

Lantas, mengapa keberadaan judi online di Indonesia sulit dibendung, bahkan semakin menggurita?  Inilah enam alasannya.

  1. Traffic Murah

Apa pun sumber trafik yang dipilih oleh para pengusaha judi onlie, Indonesia adalah salah satu opsi yang paling murah dalam hal biaya.

Misalnya, di RichAds, biaya per klik pada traffic push adalah salah satu yang terendah — $0,04, pada pop — $4,4 per seribu tampilan.

Dengan cara ini, hasil dari kampanye semacam itu termasuk yang tertinggi, sementara pengusaha mendapatkan traffic perjudian murah di Indonesia dan meningkatkan ROI (Return on Investment).

Baca Juga: OJK Dorong Upaya Pemberantasan Aktivitas Judi Online

Menurut laman Richads.com, Indonesia telah berada di posisi teratas selama beberapa tahun sekarang — secara konsisten tetap berada di posisi terdepan dalam jaringan iklan RichAds untuk sebagian besar jenis trafik.

RichAds.com juga menyoroti jika orang Indonesia menyukai berbagai permainan judi, mulai dari slot klasik, poker dan roulette, hingga domino. Dengan animo yang terus meningkat, wajar jika banyak bermunculan permainan judi yang baru.

Namun sejauh ini terdapat lima permainan judi online yang paling popular di tengah masyarakat Indonesia. Kelimanya adalah BK8, eqn777, indoslot8, 1xBet, dan WE88.

Lihat Juga:

  1. Promosi Massif Lewat Media Sosial

Semakin mewabahnya judi online di Indonesia juga dipicu oleh massifnya promosi di media sosial. Pengusaha dengan cerdik memanfaatkan kerberadaan media sosial yang memang diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, dari berbagai latar belakang.

Masuk melalui sosmed, menarik perhatian mereka yang tidak mengetahui bahaya yang mengancam dari judi online.

Saat ini berbagai media sosial mudah diakses oleh siapapun. Jika pengguna men-download aplikasi MiChat yang berbasis di China misalnya, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama ada tawaran untuk ikut bermain judi, dengan slotnya sekian.

Di sisi lain, media sosial lainnya yang digandrungi anak muda dan ibu rumah tangga seperti Instagram juga mulai marak promosi judi online.

Begitupun dengan Meta (Facebook) X (dulu Twitter), dan Telegram. Facebook malah disebut-sebut sebagai sarangnya judi online.

Promosi judi online yang dilakukan dengan berbagai cara, terutama menggunakan platform media sosial, menunjukkan bahwa pengelolaan judi online sudah sangat profesional.

Lantas, mengapa keberadaan judi online di Indonesia sulit dibendung, bahkan semakin menggurita?  Inilah enam alasannya.

  1. Iming-iming Kemenangan

Tingginya animo masyarakat berjudi online, tak bisa dilepaskan dari kesempatan yang seolah terbuka lebar, terutama kalangan bawah untuk mengubah nasib secara instan.

Dengan cerdik, pengelola judi online menjanjikan para pemain dijanjikan bisa menang dalam beberapa kesempatan.

Namun, pada kenyataannya, algoritma judi online tentu tidak akan terus-terusan memberi kemenangan kepada para pemain.

Awalnya, mereka bisa menang, meski main dengan modal berapa saja. Kemudian ada interaksi antara orang yang menawarkan judi dengan sasaran yang lebih besar.

Tentu saja dijanjikan untuk menang, dan janji itu dipenuhi, satu, dua, tiga kali menang. Namun berikutnya sudah pasti kalah. Nilainya bikin nyesek dada, mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah.

  1. Pusat Judi dan Server Berada di Luar Negeri

Faktor berikutnya yang membuat judi online semakin tumbuh subur adalah, para pengelola situs judi online biasanya berasal dari negara-negara yang melegalkan praktik tersebut, sehingga akan sulit untuk pihak berwenang menangani hingga ke akarnya.

Sekedar diketahui, walaupun kelompok sasaran judi online berada di Indonesia dan dilakukan oleh orang-orang berbahasa Indonesia, tapi basis para pengelolanya berada di negara-negara yang melegalkan praktek judi. Seperti Filipina, Kamboja, dan Vietnam.

Di sisi lain, upaya pemberantasan pun semakin sulit karena server judi online juga terletak di luar negeri. Di mana pemerintah tidak memiliki akses.

Sehingga, meski pun pihak berwenang, seperti kepolisian dan Kominfo gencar melakukan upaya  pemblokiran atau men-take-down  berbagai situs-situs yang terindikasi judi online, namun tak lama kemudian akan muncul situs-situs baru.

Begitu pun dengan upaya pemblokiran melalui VPN (Virtual Private Number) gratis, tidak akan efektif karena persoalan utama adalah menyangkut keberadaan server yang tidak berada di dalam negeri.

Jadi, mati satu, tumbuh dua bahkan tiga hingga empat. Tentu saja, yang dilakukan pihak berwenang itu, terkesan menjadi sia-sia belaka.

Baca Juga: 5 Aplikasi Judi Online Yang Paling Banyak Diminati di Indonesia

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU