Selular.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kinerja industri perbankan di Indonesia masih mampu menjaga kinerjanya tetap kuat dan stabil. Hal ini ditopang oleh pemodalan yang kuat.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal per Mei 2024 mencapai posisi 26,22%. Sementara pada April lalu di posisi 25,97%.
“Industri perbankan per Mei 2024 menunjukkan kinerja yang tetap stabil dan berkelanjutan ditopang oleh permodalan yang kuat dengan CAR perbankan tercatat relatif tinggi sebesar 26,22,% sementara April lalu itu berada di angka 25,97%,” kata Dian.
Baca juga: Pertumbuhan Kredit Perbankan Tembus 8,96% di September 2023
Selain itu, Dian mengungkapkan tingkat ROA perbankan pada Mei berada di angka 2,25%, turun dari posisi Apri lalu yang mencapai 2,51%.
Adapun margin bunga bersih perbankan tercatat stabil di angka 4,56% pada bulan Mei atau sama seperti bulan sebelumnya.
Sementara itu dari sisi kinerja intermediasi, pada bulan Mei kredit tumbuh double digit 12,15% (yoy) jadi Rp 7.376 triliun dengan rasio kredit macet (NPL) gross 2,42% dan NPL nett 0,77%. Sejalan dengan itu dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 8,63% (yoy) jadi Rp 8.699 triliun.
“AL/NCD dan AL/DPK masing-masing 114,58% dan 25,78% atau jauh di atas threshold masing2 50% dan 10%,” jelas Dian.
Lebih lanjut dirinya menyebut kondisi likuiditas nasional tergolong baik seiring kebijakan high for longer Bank Sentral AS The Fed. Hal ini terlihat dari kualitas kredit terjaga, dengan NPL gross UMKM stabil di 4,27% dari bulan sebelumnya 4,26%.
“Sejalan kredit berisiko (LAR) UMKM turun jadi 13,83% di bulan April dari tahun sebelumnya 17,63%,” ungkap Dian.
Sebelumnya Ketua OJK Mahendra Siregar mengungkapkan berdasarkan hasil stress test OJK, perbankan umum masih resilien didukung kondisi modal dan pencadangan yang kuat.