JAKARTA, SELULAR.ID – Bitcoin (BTC) telah menghadapi tekanan jual yang signifikan selama seminggu terakhir sehingga menyebabkan penurunan 4,5% dalam tujuh hari terakhir, mencapai level terendah bulanan yaitu $65,000.
Penurunan disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan BTC dari perusahaan penambangan BTC dan dampak dari langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mempertahankan suku bunga tinggi.
Pekan lalu, The Fed mengumumkan hanya akan memangkas suku bunga satu kali saja di 2024, berubah dari sebelumnya target tiga kali pemangkasan.
Bank sentral AS itu juga masih mempertahankan suku bunga stabil di 5,25%-5,50% di pertemuan bulan Juni, Rabu (12/6/2024).
TONTON JUGA:
Menurut data Coinglass, komentar hawkish dari The Fed minggu lalu berdampak buruk pada perdagangan produk ETF Bitcoin spot di AS yang mengalami arus keluar sebesar $580 juta pada periode perdagangan 10 – 14 Juni.
Di sisi lain, menurut laporan CryptoQuant, jumlah BTC yang dikirim dari perusahaan penambangan menunjukkan Bitcoin ke bursa telah mencapai angka tertinggi dalam dua bulan terakhir, yang mengindikasikan adanya meningkatnya penjualan BTC.
Baca juga: Benarkah Harga Bitcoin Meroket ke Rp1,22 Miliar di Bulan Ini?
Menurut Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha, keputusan terbaru para penambang untuk melepaskan kepemilikan mereka berkaitan dengan penurunan pendapatan setelah peristiwa halving.
“Dengan menurunnya biaya transaksi dan tetap tingginya hashrate jaringan, pendapatan penambang terus mengalami penurunan selama beberapa bulan terakhir,” ujarnya,
“Namun, berdasarkan pola historis, pendapatan rendah yang berkelanjutan dan hashrate yang tinggi dapat mengindikasikan potensi titik terendah pasar.”
“Pada akhirnya, hal ini menunjukkan bahwa pasar Bitcoin mungkin sedang mencapai stabilitas atau bersiap untuk kembali melanjutkan momentum bullish-nya,” sambungnya.
Baca juga: Bitcoin Naik ke $70.000 Awal Juni 2024, Simak Penyebabnya
Pekan ini
Dalam tiga hari terakhir BTC belum mampu bergerak melampaui MA-100 dengan beberapa kali sempat turun ke level $65.000. Selasa (18/6/2024) pukul 08:00 WIB, BTC bertengger di level $65.950.
“Saat ini, BTC masih bergerak dalam pola cup and handle dan jika dapat rebound maka potensi untuk kembali naik dengan target terdekat ke MA-20 di $68.200,” kata Panji.
“Sementara, jika breakdown di bawah $65.000, maka potensi lanjut melemah menuju ke area support di $64.000 dan support selanjutnya berada di $60.000,” lanjutnya.
Sementara, terdapat hari libur pada hari Rabu di AS dan laporan ekonomi minggu ini berpotensi tidak akan berdampak signifikan pada pasar aset kripto.
Laporan penjualan ritel bulan Mei akan dirilis pada hari Selasa (18/6/2024), memberikan informasi mengenai belanja konsumen pada barang-barang tahan lama dan tidak tahan lama, yang membantu mengukur kesehatan perekonomian, kebiasaan belanja konsumen, dan tekanan inflasi dari sisi permintaan.
Laporan produksi industri AS juga akan dirilis pada tanggal Selasa (18/6/2024), namun hal ini berdampak kecil pada pasar dan aktivitas perdagangan yang lebih luas.
Baca juga: Bitcoin Melesat ke Level $71.248, Berkat Inflasi AS Melambat
“Laporan PMI Manufaktur Global S&P bulan Juni akan dirilis pada hari Jumat (21/6/2024),” kata Panji.
“Data ini menangkap kondisi bisnis di sektor manufaktur, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap total PDB dan dianggap sebagai indikator penting kondisi bisnis dan iklim perekonomian secara keseluruhan di AS,” tandasnya.
Disclaimer: Investasi aset kripto mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Selular hanya sekadar membuat informasi ini, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli aset kripto. Harga aset kripto berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.
SIMAK JUGA:
Ikuti berita Selular.id di Google News