Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Rupiah Ditutup Melemah 50 Point, BI Menahan Suku Bunga Acuan

BACA JUGA

Selular.ID – Dalam peerdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 50 point walaupun sebelumnya sempat melemah 60 point dilevel Rp15.643 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.592.

Pengamat Pasar Uang dan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, untuk perdagangan besok , mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp15.630 – Rp15.690.

Baca juga: Rupiah Ditutup Melemah 37 Point, Menunggu Data The Fed dan AS

“Dalam pertemuan Siang ini, Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan (BI-Rate) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Januari 2024 di level 6,00%,” ujar Ibrahim.

Keputusan menahan suku bunga ini seiring dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas. Selain itu, ini merupakan langkah pre emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3% plus minus 1% pada 2023 dan 2,5% plus minus 1% pada tahun 2024.

Ada beberapa alasan BI mempertahankan suku bunga cauannya. Diantaranya, ketidakpastian global masih tetap tinggi. Tekanan inflasi di negara maju terutama Amerika Serikat (AS) yang berlanjut menimbulkan ketidakpastian terkait dengan arah suku bunga kebijakan global ke depan.

“Tercatat, inflasi AS pada Desember 2023 mencapai 3,4% secara tahunan, naik dari 3,1% pada November 2023. Penurunan harga energi global, tertahan akibat eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama terkait gangguan di Laut Merah,” kata Ibrahim.

Untuk external Ibrahim mengungkapkan, Gubernur Fed Christopher Waller mengisyaratkan pendekatan hati-hati terhadap penurunan suku bunga dan mengatakan bahwa ketahanan ekonomi AS saat ini kemungkinan akan menunda potensi penurunan suku bunga.

“Komentarnya mengirim dolar ke level tertinggi dalam satu bulan, dan juga memicu lonjakan tajam dalam imbal hasil Treasury, dengan tingkat suku bunga 10-tahun melewati angka 4%,” ujarnya.

Isyarat ekonomi AS lainnya menunggu karena para pedagang memangkas perkiraan penurunan suku bunga di bulan Maret Pasar sekarang fokus pada data produksi industri dan penjualan ritel bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Rabu.

Setiap tanda-tanda kekuatan ekonomi AS, khususnya belanja konsumen, memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.

Pedagang terlihat sedikit mengurangi taruhan mereka terhadap penurunan suku bunga bank sentral pada bulan Maret, menurut alat CME Fedwatch. Pasar melihat peluang 62,8% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, turun dari 66,1% yang terlihat sehari sebelumnya.

Di Asia, rilis Produk Domestik Bruto Tiongkok pada kuartal keempat 2023 tumbuh sedikit lebih rendah dari perkiraan, yaitu sebesar 5,2%. Pertumbuhan PDB tahunan mencapai 5,2%, mengalahkan target Beijing sebesar 5% pada tahun 2023. Namun sebagian besar pertumbuhan ini didorong oleh dasar perbandingan yang lebih rendah dari tahun 2022.

Data yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa negara dengan ekonomi terbesar di Asia ini masih berjuang untuk menopang pertumbuhan dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19, di tengah tekanan yang terus-menerus dari belanja konsumen yang lemah, lesunya investasi swasta, dan krisis sektor properti yang sedang berlangsung.

Baca juga: Jelang Rilis Data AS, Rupiah Ditutup Melemah Dilevel Rp15.555

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU