Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Industri Tekfin Global Terus Tumbuh, Bagaimana Indonesia?

BACA JUGA

Selular.ID – Pertumbuhan pesat industri teknologi keuangan kembali mencuri perhatian dunia. Kali ini, kekuatan dan ketahanan industri teknologi finansial (Tekfin) global dalam memberikan layanan keuangan baik bagi masyarakat dan pelaku usaha yang belum tersentuh, menjadi sorotan.

Dalam penelitian terbaru ‘The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth’ yang dipublikasikan sebagai salah satu agenda World Economic Forum, tercatat ada lima vertikal industri tekfin yang terlibat.

Diantaranya ritel, pinjaman digital, peningkatan modal digital, pembayaran digital, perbankan dan tabungan digital, serta insurtech.

Dan enam kawasan (Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah dan Afrika Utara, AS dan Kanada, serta Afrika sub-Sahara) untuk menggambarkan ekosistem tekfin yang sedang berkembang pesat.

Baca Juga:Upaya Pemain Fintech Munculkan Minat Pada Kripto

Salah satu yang menjadi sorotan dari hasil penelitian ini adalah partisipasi aktif industri teknologi finansial, dalam memperluas produk dan layanan keuangannya untuk segmen masyarakat yang belum tersentuh.

Pasalnya, segmen ini merupakan bagian integral dari basis konsumen dan total nilai transaksi tekfin.

Meskipun industri tekfin yang kerap menyasar segmen ini adalah industri tekfin di negara-negara berkembang, tetapi industri tekfin di negara maju pun memiliki basis konsumen yang tak kalah besar dari segmen ini.

Temuan ini sejalan dengan komitmen Dana yang berfokus untuk menciptakan sistem pembayaran dan layanan keuangan yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk individu maupun pelaku usaha yang belum memiliki rekening bank.

Vince Iswara, CEO & Co-Founder DANA Indonesia mengatakan, teknologi finansial telah banyak mengubah perilaku masyarakat, termasuk di Indonesia.

Sejak dulu, masyarakat Indonesia selalu memanfaatkan uang tunai sebagai instrumen pembayaran.

Setelah masuknya teknologi finansial, masyarakat mulai merasakan berbagai kemudahan mulai dari aspek kenyamanan bertransaksi digital hingga mengatur pengeluaran harian mereka.

Kemudahan yang sama juga dirasakan oleh pelaku usaha, yang kini mulai masuk ke ekosistem ekonomi digital. Dengan teknologi finansial, mereka dapat mengatur keuangan mereka dalam waktu yang singkat.

Dikatakan Vince, Dana terus melihat tren pertumbuhan yang positif dari pemanfaatan teknologi finansial baik bagi individu maupun pelaku usaha. Bahkan, pemanfaatan teknologi finansial terbukti mampu bertahan dan bertumbuh kuat di masa penuh ketidakpastian seperti pandemi hingga hari ini.

“Kami mencatat pertumbuhan transaksi Dana meningkat lebih dari 100 persen diikuti dengan meningkatnya jumlah UMKM mitra Dana Bisnis sebesar lebih dari 30 persen, jika dibandingkan dengan tahun lalu (YoY),”ujar Vince

Dikatakan Vince, bahkan, salah satu pemenang program SisBerdaya yaitu Dituta, merasakan pertumbuhan sebesar 900 persen dengan omzet mencapai 90 juta, melonjak tinggi dari omzet 10 juta per bulan sebelum mengikuti program.

Ragam manfaat yang dirasakan oleh individu maupun pelaku usaha dengan hadirnya teknologi finansial, secara tidak langsung ikut memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai produk dan layanan keuangan digital.

Lewat kapabilitas yang dimiliki, Dana tak lupa senantiasa mengedukasi pengguna untuk mengetahui lebih dalam tentang layanan keuangan digital, seperti asuransi hingga investasi.

Edukasi pun tidak hanya dilaksanakan di kota-kota besar saja, tetapi juga di berbagai daerah di wilayah Indonesia agar masyarakat memahami betul manfaat teknologi finansial dalam menyejahterakan hidup dan usahanya.

Temuan-temuan Dana tersebut berjalan linier dengan pertumbuhan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia maupun industri tekfin global. Pada November 2023, nilai transaksi Uang Elektronik (EU) meningkat 16,95 persen (YoY) mencapai Rp41,30 triliun.

Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian ini, industri tekfin mengalami pertumbuhan konsumen rata-rata di atas 50 persen lintas vertikal industri dan wilayah global.

Dari dari data survei, tingginya permintaan konsumen menjadi faktor utama pertumbuhan, di mana lebih dari setengah tekfin yang berpartisipasi dalam survei (51 persen) menyebutkan alasan yang sama.

Teknologi finansial, gerbang pembuka menuju masyarakat nontunai yang inklusif hingga sehat finansial

Dalam kaitannya untuk mengakselerasi inklusi keuangan, Vince memaparkan bahwa kemampuan dan kebiasaan untuk bertransaksi digital masyarakat di seluruh ekosistem ekonomi digital, ikut mendorong industri tekfin berinovasi.

Para pemain dalam industri teknologi keuangan terus menciptakan produk dan layanan terbaru yang memungkinkan masyarakat di berbagai golongan untuk mengakses asuransi dan investasi.

Salah satu caranya adalah dengan mengubah besaran limitasi produk asuransi dan investasi, dengan jumlah yang minimum.

Hal ini juga diimplementasikan oleh Dana dalam menawarkan layanan asuransi dan investasi di skala mikro lewat produk Dana Siaga dan Dana eMAS.

Baca Juga:Kejar Singapura, Indonesia Miliki Fintech Unicorn Tertinggi Kedua di Asia Tenggara

“Lewat pendekatan-pendekatan tersebut, masyarakat akan dengan mudah merasakan manfaat yang dimiliki teknologi finansial dan menjadikan instrumen ini sebagai bagian dari hidupnya. Dampak positifnya, masyarakat bisa memasuki gerbang awal menuju masyarakat nontunai yang inklusif hingga sehat finansial,” pungkas Vince.

Sebagai informasi yang dikembangkan dengan bekerja sama dengan Cambridge Centre for Alternative Finance (CCAF) di University of Cambridge Judge Business School, berdasarkan survei global terhadap lebih dari 200 perusahaan tekfin.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU