JAKARTA, SELULAR.ID – Google harus membayar miliaran dolar kepada perusahaan pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak Singular Computing karena masalah hak paten teknologi kecerdasan buatan (AI).
Bayaran miliaran dolar ini untuk mengakhiri kasus perdata selama lima tahun yang diajukan oleh pendiri Singular, Dr. Joseph Bates kepada raksasa teknologi tersebut, melansir TechRadar, Senin (29/1/2024).
Akan tetapi, pengadilan federal di Massachusetts tidak membeberkan secara rinci berapa jumlah uang yang harus Google selesaikan untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Pelanggaran tersebut berkaitan dengan arsitektur komputer yang memfasilitasi pengembangan alat kecerdasan buatan (AI) dan pelatihan model bahasa besar (LLM) yang ditemukan oleh Bates, yang menurutnya telah diterapkan pada perangkat Unit Pemrosesan Tensor Google.
TONTON JUGA:
Teknologi ini awalnya mendukung fitur AI generatif dan chip pintar di Google Workspace.
Namun kini tersedia untuk disewa melalui penyedia hosting cloud Google Cloud, serta menanggung beban kerja pusat data raksasa teknologi itu sendiri.
Baca juga: Google Pixel 9 Pro Bakal Bawa Desain Layar Terbaru
Sejumlah Fakta
Tentu saja, penyelesaian di luar pengadilan bukanlah suatu pengakuan atas kesalahan, justru karena penyelesaian tersebut merupakan cara bagi kedua belah pihak untuk menghindari persidangan dan merupakan keputusan yang menguntungkan salah satu pihak.
Untuk pihak Google belum membuat pernyataan apa pun yang menunjukkan adanya kesalahan di pihaknya.
Namun, jelas bahwa Singular Computing memiliki keunggulan.
Sesuai dengan pengajuan, Bates berharap pengadilan mengizinkan persidangan juri dan meminta ganti rugi yang disarankan dalam pengajuan pra-persidangan dengan jumlah $1,6 miliar dan $5,19 miliar dolar AS.
Baca juga: Guru Jadi Profesi yang Paling Banyak Gunakan Pinjol
Setelah kasus ini mencuat, pihak Google sebelumnya menyangkal tudingan dari Bates terkait tiga paten teknologi AI yang menjadi sengketa.
Pada saat itu, juru bicara Google José Castañeda menyebut paten Singular “meragukan” dan mengatakan bahwa Google mengembangkan prosesornya “secara independen selama bertahun-tahun.”
“Kami berharap dapat memberikan klarifikasi di pengadilan,” kata Castaneda melansir VOI.
Di sisi lain, perwakilan Singular tidak memberikan komentar setelah penyelesaian tersebut.
Dengan penyelesaian dari pihak Google, membuat persidangan yang diperkirakan akan berlangsung berminggu-minggu kemungkinan tidak akan terjadi.
Baca juga: Bukan Google Cloud, Galaxy AI di Tiongkok Ditenagai Baidu