Selular.ID – Pada April 2013, Oppo resmi memasuki pasar Indonesia. Dalam waktu yang tergolong singkat, vendor ponsel di bawah BBK Group itu telah berhasil memikat konsumen smartphone di tanah air.
Polpularitas itu sejalan dengan melesatnya pangsa pasar Oppo. Sesuai laporan lembaga riset Canalys, pada Q2-2019, vendor yang berbasis di Shenzhen itu, mampu menggamit 26% pangsa pasar.
Angka itu mengungguli Samsung yang memiliki 25% pangsa pasar. Ini adalah kali pertama Oppo mengungguli Samsung sebagai vendor teratas di Indonesia.
Nah, di tengah kerasnya kompetisi dan permintaan yang belum sepenuhnya pulih imbas pandemi covid-19, Oppo tetap mampu mempertahankan posisi puncak sebagai penguasa pasar smartphone di Indonesia.
Diketahui, permintaan smartphone Indonesia kembali membaik pada kuartal ketiga 2023 (3Q23), setelah sebelumnya mengalami penurunan selama delapan kuartal berturut-turut.
Berdasarkan laporan IDC yang dirilis pada Senin (4/12/2023), tercatat pasar mengalami pertumbuhan sebesar 8,8% (YoY) dengan penurunan minimal quarter-over-quarter (QoQ) sebesar 0,9%, menjadi 8,9 juta unit.
Dengan persaingan yang semakin ketat antar vendor, posisi lima besar terjadi perubahan. Transsion, Xiaomi dan vendor di kategori lainnya mendorong pertumbuhan.
Namun pengiriman tiga vendor lannya masing-masing Oppo, Samsung dan Vivo menurun. Di sisi lain, Realme yang sebelumnya menjadi langganan posisi lima besar, dipaksa keluar dari posisi elit.
Meski penjualnnya sedikit menurun, namun Oppo mampu mempertahankan peringkat teratas. Pada Q3 2022, Oppo menggamit 20,1% pangsa pasar.
Empat vendor berikutnya diisi oleh Samsung (16,3%), Transsion – Tecno, Itel, Infinix (15,6%), Xiaomi (14,7%), dan Vivo (14,4%).
Baca Juga: Pengadilan Tiongkok Memihak Oppo atas Sengketa Paten Nokia
Walau mampu mempertahankan posisi sebagai market leader, namun pencapaian Oppo tidak sepenuhnya aman. Pasalnya, tidak mudah mempertahankan posisi yang sudah diraih. Sesuai nature-nya, pasar smartphone selalu berubah dengan cepat. Perubahan teknologi bahkan regulasi bisa memicu perubahan perilaku konsumen.
Setidaknya terdapat enam tantangan yang harus dihadapi vendor yang berbasis di Shenzhen itu. Semua harus dikelola oleh Oppo dengan hati-hati, agar tidak tergelincir karena vendor lainnya juga mengincar posisi puncak.
Perang Inovasi, Harga, dan Layanan
Industri ponsel pintar sangat kompetitif, dengan banyaknya pemain besar seperti Apple, Samsung, Xiaomi,, Huawei, Vivo, dan merek-merek lainnya. Produk inovatif, layanan pasca penjualan (after sales service), serta strategi harga yang ditetapkan oleh para pesaing tersebut dapat mengancam pangsa pasar Oppo.
Ketidakpastian Politik dan Perdagangan
Ketegangan perdagangan antara AS dan China dapat berdampak pada rantai pasokan global dan operasi internasional Oppo. Perubahan peraturan di berbagai negara juga menimbulkan potensi risiko.
Perubahan dan Pembaruan Teknologi
Industri teknologi berkembang pesat, dan perusahaan harus selalu mengikuti perubahan ini agar tetap kompetitif. Mengembangkan teknologi baru, perubahan preferensi konsumen, atau pembaruan pada sistem operasi Android dapat menimbulkan tantangan.
Ketergantungan Pada Pemasok Komponen
Oppo, seperti perusahaan teknologi lainnya, bergantung pada jaringan pemasok komponen. Gangguan apa pun pada jaringan ini, baik karena kekurangan, perselisihan, atau masalah lainnya, dapat memengaruhi kemampuan Oppo dalam memproduksi produknya.
Baru-baru ini misalnya, Oppo tersandung persoalan paten dengan Nokia. Akibat perselisihan paten tersebut, langkah Oppo terganjal saat perusahaan berusaha mengekspansi pasar Eropa.
Padahal Oppo sudah mengeluarkan biaya hingga jutaan dollar. Termasuk mensposori event olahraga bergengsi, yaitu turnamen tenis Wimbledon.
Baca Juga: Hadirnya OPPO Find N3 Akankah Mengancam Series Find X?
Ketidakstabilan Ekonomi
Kemerosotan atau ketidakstabilan ekonomi dapat mengurangi pengeluaran konsumen untuk barang-barang yang tidak penting, termasuk ponsel pintar dan barang elektronik lainnya. Risiko ini sangat relevan mengingat ketidakpastian perekonomian global yang disebabkan oleh peristiwa seperti pandemi Covid-19.
Persepsi Merek
Oppo mungkin menghadapi tantangan dalam mengubah persepsi konsumen saat mereka berekspansi ke pasar ponsel pintar kelas atas.
Beberapa konsumen mungkin masih memandang Oppo sebagai merek kelas menengah dan ragu mengeluarkan uang lebih banyak untuk perangkat premiumnya.
Demi mendongkrak persepsi merek, sekaligus bersaing dengan Samsung di segmen premium, pada Oktober lalu, Oppo memperkenalkan smartphone lipat terbaru, yaitu Find N3 Series di Indonesia, yang terdiri dari Find N3 dan Find N3 Flip.
Oppo meyakini, Find N3 Series dapat mengulang sukses pendahulunya, Find N2 Flip. Laporan lembaga riset pasar Counterpoint, menyebutkan bahwa Oppo menguasai sekitar 15% pangsa pasar smartphone layar lipat, periode Januari hingga Mei 2023.
Tak dapat dipungkiri, dalam beberapa tahun terakhir, ponsel pintar yang dapat dilipat kembali marak. Kebangkitan perangkat seluler yang dapat dilipat ditandai dengan pertumbuhan yang kuat, dengan proyeksi tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 114% dari tahun 2019 hingga 2025.
Menurut data dari buku putih Counterpoint Technology Market Research, Smartphone Lipat yang Ditetapkan Untuk Mengambil Ketinggian Baru, Tiongkok – pemimpin global dalam pengembangan ponsel pintar lipat, menyumbang 26% pangsa pasar global pada tahun lalu.
Angka ini menunjukkan minat konsumen yang jelas terhadap perangkat yang dapat dilipat, dan keinginan akan pengalaman pengguna yang unik ditambah dengan inovasi.
Di pasar Asia, Oppo telah menjadi yang terdepan dalam tren perangkat lipat, berkat kesuksesan ponsel pintar flip pertamanya – OPPO Find N2 Flip.
Menanggapi permintaan ini, Oppo telah menetapkan standar tinggi dalam pengalaman pengguna di segmen perangkat lipat.
Merek yang terkenal dengan inovasi ini telah meningkatkan rangkaian fiturnya untuk menawarkan pengalaman pengguna yang unik.
Beragam inovasi itu termasuk mode split, gerakan interaktif, kemampuan melayang bebas, dan optimalisasi fungsi jendela paralel untuk menyederhanakan pengalaman digital pengguna.
Peningkatan pada seri Find N3 ini telah mengubah konsumen dari sekadar pengguna uji coba menjadi pengguna antusias yang sangat mengandalkan smartphone lipat besutan Oppo itu.