JAKARTA, SELULAR.ID – Startup kesehatan Halodoc melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK karyawan.
Namun, startup healthtech itu tidak menyebut berapa jumlah karyawan yang dirumahkan.
PHK disebut terjadi karena adanya kondisi makroekonomi, politik dan geopolitik.
VP Government Relations & Corporate Affairs Halodoc, Adeline Hindarto mengatakan, perubahan yang terjadi mengharuskan seluruh pelaku bisnis untuk terus beradaptasi, mengevaluasi strategi bisnis secara berkala, hingga bertransformasi demi memastikan strategi terbaik untuk menghadapi dinamika industri.
TONTON JUGA:
“Menghadapi iklim industri saat ini, kami perlu menyiapkan organisasi yang tanggap dengan perubahan masa depan (future fit organisation), dan untuk itu, perusahaan harus melakukan rightsizing,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/11/2023).
Baca juga: Badai PHK Perusahaan Teknologi Belum Reda, di Indonesia Maupun Amerika
Pihak Halodoc menyebut, langkah ini bukan keputusan yang mudah, namun perlu lakukan untuk memastikan perusahaan tetap dapat bertumbuh secara berkelanjutan.
Dalam prosesnya, pemenuhan hak-hak karyawan akan diberikan sesuai peraturan dan hukum yang berlaku.
Perusahaan juga memastikan setiap individu yang terdampak memiliki perlindungan kesehatan hingga Desember 2024.
Baca juga: Pinjol Meningkat 71 Persen, Pada Juni 2023, Pinjaman Untuk Pemuda Capai Rp2,3 Juta
Adeline menegaskan bahwa transformasi ini dilakukan dengan pertimbangan matang, demi menjaga relevansi dan keberlanjutan perusahaan di masa mendatang.
Ke depannya, Halodoc akan fokus untuk meningkatkan layanan dan memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat, dengan berorientasi pada produktivitas, agility dan keberlangsungan bisnis jangka panjang.
Baca juga: Tak Hanya LinkedIn, Ini Daftar Perusahaan Teknologi Dunia yang Lakukan PHK