Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

Smartfren Buka-bukaan Soal Merger Dengan XL Axiata

BACA JUGA

SELULAR.ID – Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo mendorong hanya ada tiga operator seluler di Indonesia. Sehingga bakal ada marger antara operator di Indonesia terus bergulir.

Merespons hal itu, Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren dalam paparan publik baru-baru ini menjelaskan jika pihaknya juga menanti kabar tersebut, dan terbuka untuk melakukan merger. Tujuannya untuk efisiensi operasional.

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, dari 5G menjadi 6G pastinya akan membutuhkan sumber daya yang lebih besar. Sehingga, konsolidasi dibutuhkan demi pengembangkan teknologi tersebut.

“Pemerintah sebagai pengelola spektrum ini mengalami suatu kendala kalau harus membagi spektrum yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan ke depan. Oleh sebab itu, Pemerintah mendorong industri ini konsolidasi,” kata Merza, baru-baru ini.

Baca Juga:Alotnya Merger Vodafone dan Three, Komisi Persaingan Bakal Libatkan Pihak Ketiga

Lebih lanjut Merza menjelaskan, apabila merger terjadi maka tidak hanya sumber finansial saja yang mampu mengakselerasi kinerja perusahaan.

Disamping itu menurut Merza pemerintah sebagai pengelola sepektrum juga tengah menghadapi kendala, dimana sumberdaya yang terbatas itu agar bisa dimanfaatkan dengan baik kedepan.

“Oleh sebab itu pemerintah sangat mendorong konsolidasi terjadi. Memang kemarin Indosat-Tri berhasil merger, sehingga kami yang tersisa ini didorong untuk konsolidasi,” ujarnya.

Saat ini, Indonesia memiliki empat operator seluler di antaranya PT Telkomunikasi Selular atau Telkomsel sebagai anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Tiga lainnya yakni Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) sebagai perusahaan hasil merger Indosat dan Tri, PT XL Axiata Tbk (EXCL), serta PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Denny Setiawan, Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo dalam acara Selular Bussines Forum (SBF 2023) beberapa waktu lalu memberikan alasan jika tiga kompetisinya bisa lebih fair dan kualitasnya lebih bagus mengapa tidak menjadi tiga.

“Magic number apakah tiga atau empat nantinya di Indonesia, yang pasti masing-masing negara berbeda-beda,” ujar Denny.

Sebelumnnya Budi Arie Setiadi Menteri Komunikasi dan Informatika mengatakan, Lewat konsolidasi, industri telco bakal bisa mendongkrak kualitas layanan internet di Indonesia.

“Saat ini, menurutnya, kecepatan internet Indonesia nomor 9 dari 10 negara Asean dan nomor 121 dari 182 negara di dunia. “Ini sangat memprihatinkan. Padahal kita berjuang untuk menjadi negara maju, ” ujarnya.

Budi mendorong agar Smartfren melakukan merger dengan operator lainnya. Selain opsi merger dengan XL, bisa juga Smartfren merger dengan operator lainnya baik Indosat maupun Telkomsel. Yang terpenting konsolidasi menjadi 3 operator terwujud,” jelas Budi Arie.

Menkominfo berjanji pemerintah akan memfasilitasi proses merger Smartfren dengan operator lainnya agar tercipta industri telco yang lebih baik dan sehat.

Sementara itu Rudi Purwanto anggota Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia (ATSI mengatakan kualitas seluler akan makin baik jika operator seluler jumlahnya sedikit. Rudi menjelaskan korelasi jika operator seluler lebih sedikit maka membuat alokasi frekuensinya lebih optimal.

Baca Juga:APJII Soroti Marger Telkomsel dan Indihome

“Korelasinya operator lebih sedikit, membuat alokasi frekuensinya lebih optimal karena operator memiliki pita bandwith yang lebih besar dan dari kapasitas besar itu membuat layanan yang baik,” ungkap Rudi.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU