Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

Menghadapi Persaingan yang Makin Ketat, Perusahaan Media & Hiburan APJ Butuh Cloud Handal

BACA JUGA

Selular.ID – Akamai perusahaan cloud yang mendukung dan melindungi kehidupan online, hari ini merilis sebuah studi baru yang mengkaji tren di balik penggunaan teknologi cloud oleh industri Media dan Hiburan (M&E).

Studi yang ditugaskan (commissioned) oleh Akamai dan dilaksanakan oleh Forrester Consulting melibatkan 225 responden dari bisnis M&E di seluruh dunia.

Sebagian besar responden memiliki pengaruh atau otoritas dalam pengambilan keputusan final terkait arsitektur streaming dan/atau alur kerja cloud di perusahaan mereka.

Hasilnya menunjukkan bahwa 77% bisnis M&E di APJ (Asia-Pasifik dan Jepang) mempertimbangkan untuk beralih dari penyedia cloud besar lawas ke pengaturan asli cloud yang lebih portabel, yang salah satunya disebabkan oleh tekanan biaya.

Bisnis M&E di APJ adalah para pengguna awal solusi cloud. Lebih dari 93% responden melaporkan keberhasilan mereka dalam menggunakan teknologi berbasis cloud, 21% menyatakan bahwa perjalanan cloud mereka berkembang lebih cepat dari harapan, sementara 54% di antaranya mengatakan kemajuan ini lebih cepat dari yang diperkirakan.

Pemanfaatan cloud ini didorong oleh tingginya ekspektasi pelanggan. Hal itu tercermin dari hasil survei yang dilakukan. Sebanyak 75% bisnis M&E di APJ mengatakan bahwa pengguna mereka mengharapkan tidak adanya waktu henti, jeda, atau kesalahan dalam pemutaran.

Sebanyak 46% bisnis M&E di APJ juga sangat setuju tekanan untuk bertransformasi secara digital dalam industri mereka jauh lebih besar dibandingkan industri lainnya.

Angka ini adalah yang tertinggi di antara seluruh wilayah yang disurvei. Namun, studi ini menyoroti kekhawatiran seputar kemampuan infrastruktur cloud yang ada saat ini dalam mendukung pertumbuhan industri M&E di masa mendatang.

Meningkatnya biaya berdampak besar terhadap strategi cloud bisnis M&E di APJ. Di antara responden, 77% mempertimbangkan untuk beralih dari penyedia cloud tradisional karena tekanan biaya, sedangkan 67% melaporkan bahwa biaya merupakan faktor yang sulit untuk dikelola bisnis mereka dalam jangka panjang – maka dari itu mereka mempertimbangkan untuk menggabungkan beberapa penyedia cloud karena tekanan biaya.

Studi ini juga menyoroti peningkatan volume data sebagai hal yang mempersulit kemampuan responden untuk menggunakan infrastruktur cloud lebih lanjut.

Sebanyak 33% responden mengantisipasi pertumbuhan volume data sebesar lebih dari 50% selama tiga tahun ke depan, dan 67% setuju bahwa volume data mempersulit adopsi data center.

Dengan hasil survei sebesar 60%, penyimpanan adalah kasus penggunaan streaming yang paling umum untuk layanan cloud menurut responden, diikuti oleh analisis kinerja sebesar 49%.

Sebanyak 44% bisnis M&E di APJ menggunakan cloud untuk distribusi. Ini merupakan angka tertinggi dibandingkan wilayah-wilayah lainnya.

Sementara itu, hampir separuh dari perusahaan yang disurvei juga menggunakan cloud untuk fungsi utama lain seperti perlindungan konten (DRM/Watermarking), serta penagihan dan pengelolaan langganan.

Dalam menghadapi pasar bertempo cepat dan yang telah penuh sesak, para pemain M&E di APJ berharap penyedia cloud dapat membantu mereka meningkatkan pengalaman pelanggan (CX) dan mempertahankan keunggulan kompetitif.

Sebanyak 61% responden menyatakan bahwa mereka telah melihat atau mengharapkan peningkatan CX berkat investasi cloud, dan 60% telah menyadari atau mengharapkan peningkatan ketangkasan dalam menghasilkan dan mengakses wawasan secara real-time.

Sebanyak 54% responden juga berharap cloud dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengembangkan skala operasi.

Baca juga : Kejahatan Siber Berbasis DDoS Meluas, Akamai Luncurkan Platform Perlindungan

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU