Selular.ID – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menilai Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2023 tercatat rendah 2,56 persen (year-on-year/yoy) masih terkendali dalam kisaran sasaran.
“Inflasi terkendali dalam kisaran sasaran. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2023 tercatat rendah (2,56% yoy) didukung oleh inflasi inti dan kelompok administered prices yang terjaga, di tengah peningkatan inflasi kelompok volatile food sebagai dampak kenaikan harga beras,” Ujar Ketua KSSK Sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Ia menilai, Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap dalam kisaran sasaran.
Baca juga: Sri Mulyani Akui Penguatan Dolar AS Dorong Pelemahan Nilai Tukar Rupiah
Ke depan, bauran kebijakan moneter dan sinergi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) terus diperkuat guna mengantisipasi berbagai risiko tekanan inflasi.
kebijakan pemerintah sebagai shock absorber gejolak global, serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Adapun Bank Indonesia (BI) menetapkan target inflasi pada sisa tahun 2023 sebesar 3 persen plus minus 1 persen, dan 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024.
Terjadi peningkatan IHK dari 115,44 pada September 2023 menjadi 115,64 pada Oktober 2023.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun ke tahun mencapai 2,56 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 1,80 persen (year-to-date/ytd).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini sebelumnya mengatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 6 persen pada bulan ini memiliki korelasi terhadap turunnya inflasi inti Oktober 2023.
Inflasi inti Oktober turun menjadi 0,08 persen dari 0,12 persen pada bulan sebelumnya. Lebih lanjut, dari segi kinerja APBN sendiri, sampai dengan triwulan III-2023 masih terjaga positif.
Sri Mulyani menjelaskan, pendapatan negara saat ini masih tumbuh positif walaupun mulai menunjukkan tren perlambatan seiring dengan moderasi harga komoditas dan perlambatan pertumbuhan global sehingga perlu diantisipasi lagi.
“Kinerja belanja negara tetap ekspansif guna menjaga momentum pemulihan ekonomi, mendukung berbagai agenda pembangunan, dan melindungi daya beli masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: Gubernur Bank Sentral Inggris Sebut Konflik Israel-Hamas Persulit Upaya Menekan Laju Inflasi