Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

Terungkap Alasan Kominfo Hentikan Proyek Hot Backup Satellite Senilai Rp5,2 Triliun

BACA JUGA

JAKARTA, SELULAR.ID – Berikut penyebab proyek Hot Backup Satellite (HBS) senilai Rp5,2 triliun dihentikan Satgas Bakti Kominfo.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi juga telah mengonfirmasikan pembatalan proyek Hot Backup Satellite (HBS).

“Diterminasi…ya dihentikan,” kata Budi Arie di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Dia mengatakan keputusan itu dibuat setelah dilakukan kajian secara teknis oleh Satgas Bakti Kominfo.

TONTON JUGA:

Namun untuk informasi lebih lanjut, Budi meminta awak media untuk menghubungi pihak Satgas.

“Maksudnya gini tim satgas menilai perlu dihentikan,” ujar Budi.

Baca juga: Menkominfo Budi Arie Minta Komitmen Semua Pihak untuk Berantas Judi Online

Anggaran untuk HBS sendiri akan direalokasikan untuk perluasan dan peningkatan akses dan konektivitas digital nasional.

Menurut Sarwoto Atmosutarno, Ketua Satuan Tugas BAKTI Kominfo, hal itu sesuai dengan arahan dan rekomendasi kepada BAKTI Kominfo.

“Satgas BAKTI Kominfo telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal Kontrak HBS,” ujar Sarwoto.

“Setelah mempertimbangkan aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional SATRIA 1 yang telah meluncur dengan sukses,” sambungnya.

Ia menambahkan, usulan itu merupakan bagian dari pemanfaatan keterbatasan sumberdaya finansial dalam menuntaskan target inklusi digital nasional.

Pertimbangan pengakhiran juga dilandasi adanya upaya Manajemen Bakti Kominfo dalam melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi layanan publik serta mengkordinasikan pengakhiran ini dengan Konsorsium Nunsantara Jaya (KNJ).

Baca juga: Pinjol Meningkat 71 Persen, Pada Juni 2023, Pinjaman Untuk Pemuda Capai Rp2,3 Juta

Satelit HBS sendiri direncanakan menjadi back-up Satria-1 yang lepas landas Juni lalu.

Sebelumnya HBS direncanakan bisa beroperasi berbarengan dengan Satria pada akhir tahun ini.

Namun Satria-1 sendiri baru sampai ke titik orbit pada akhir 2023. Kemungkinan baru beroperasi awal tahun depan.

Melansir laman Kominfo, HBS diperkirakan akan digunakan pada 20 ribu titik fasilitas layanan publik seluruh Indonesia.

Satelit dibuat oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Boeing.

Untuk pemenang tender proyek HBS dimenangkan oleh Nusantara Jaya.

Konsorsium itu terdiri dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.

Penyediaan HBS sendiri membutuhkan dana investasi mencapai Rp5,2 triliun.

Sedangkan biaya pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur HBS mencapai Rp475,2 miliar.

Baca juga: 4 Tugas Satgas Percepatan Penyelesaian BTS 4G Bentukan Kominfo

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU