Selular.ID – Samsung Device Solutions (DS), divisi yang bertanggung jawab atas bisnis produksi chip yang menguntungkan, membukukan kerugian pada kuartal pertama tahun ini, kuartal pertama yang berada di zona merah sejak 2009.
Sayangnya, sisa tahun ini tidak berjalan baik juga, jadi Samsung memangkas target produksi.
Kerugian operasional pada Q1 adalah KRW 4,6 triliun, yang diturunkan menjadi KRW 4,36 triliun pada Q2.
Kerugian pada Q3 akan mencapai sekitar KRW 4,0 triliun (Rp45 triliun), prediksi analis Kim Dong-won dari KB Securities.
Analis lain memperkirakan kerugian yang lebih kecil untuk Q3 – KRW 3,7 triliun, menurut Kim Kwang-jin dari Hanwha Investment & Securities, dan KRW 3,6 triliun, menurut Greg Roh dari Hyundai Motor Securities.
Pada paruh pertama tahun ini Samsung mengurangi produksi chip DRAM sebesar 20% dan chip flash NAND sebesar 30%.
Untuk paruh kedua tahun ini, pemotongan akan meningkat masing-masing menjadi 30% dan 40%, kata Kim Dong-won.
Baca Juga: Pengiriman Smartphone di AS Turun 24%, Samsung Terjun Bebas
Masalahnya adalah rendahnya permintaan chip – saingan Samsung SK hynix dan Micron Technology telah mengurangi produksinya tahun lalu. Masih terdapat kelebihan pasokan chip dan perlu waktu cukup lama hingga pasokan dan permintaan menjadi seimbang.
Bisnis memori yang dijalankan oleh divisi DS digambarkan sebagai “sapi perah” Samsung.
Pada Q2 tahun ini menghasilkan KRW 14,73 triliun dari total pendapatan KRW 60,01 triliun.
Melihat kembali kuartal kedua tahun lalu, divisi ini menghasilkan KRW 28,5 triliun dari total pendapatan KRW 77,2 triliun dan membukukan laba operasional sebesar KRW 9,98 triliun.
Samsung Device Solutions saat ini sedang berupaya untuk menjalankan jalur produksi baru di Kampus Pyeongtaek, yang merupakan alasan lain kerugian saat ini selain penurunan permintaan.
Baca Juga: Di Negara Asal Samsung, Muda Mudi Beralih dari Android ke iPhone