Seluar.ID – Perusahaan teknologi dan game developer terbesar di Indonesia, Agate kembali jalin kemitraan strategisnya dengan PQube, akan bentuk dengan nama kode Project Dead.
Bagi yang belum tahu, PQube adalahsebuah international publisher yang berbasis di Inggris, Agate dan PQube telah menjalin kerja sama sudah sekitar 7 tahun lamanya dan sudah memproduksi berbagai macam game seperti yang sudah di buat antara keduanya yakni Valthirian Arc: Hero School Story.
Dan kini, Agate dan PQube kembali melanjutkan sisi keharmonisannyamelalui penciptaan Intellectual Property (IP) baru dengan nama kode “Project Dead”.
IP baru dalam industri game global ini nantinya akan dihadirkan untuk memberikan pengalaman bermain video game modern yang mendalam untuk memikat para pemain di seluruh dunia.
Proyek ini mengikuti proyek IP kolaborasi Agate dan PQube yang terkenal dengan kesuksesannya secara global, Valthirian Arc, yang telah bertahan lebih dari satu dekade di industri gaming juga menjadi bukti nyata kolaborasi yang solid antara Agate dan PQube.
Karena kesuksesan Valthirian Arc series telah terjual lebih dari US$1 juta di pasar global, serta kapabilitas Agate dalam penciptaan game berskala internasional.
Kolaborasi strategis ini diharapkan dapat memberikan kebermanfaatan bagi ekosistem dan industri game di Indonesia, serta mengukuhkan posisi Agate sebagai pengembang teknologi dan game terbesar di Indonesia.
Tapi Project Dead ini belum sepenuhnya bisa di beberkan oleh pihak developer (Agate), karena ini masih dalam tahap pengembangan dan Cipto Adiguno, selaku Chief Strategy Officer Agate juga belu ungkapkan genre game seperti apa yang akan dihadirkan olehnya.
“Karena masih dalam tahap menunggu persetujuan dahulu dengan PQube, kalau sudah baru bisa di spill lebih.” Jelasnya Cipto.
Namun yang sudah bisa dapat di jelaskan olehnya bahwa dari Project Dead ini akan di buat menggunakan Engine Unreal 5.
Kata Cipto “Kita pakai Unreal 5, dan itu adalah salah satu kelebihannya karena kalau kita bisa bilang game developer dari luar bahkan di Eropa atau di Asia yang capable kerjain game dari 0 sampai jadi di unreal atau di unreal 5 itu baru sedikit, dan Agate adalah salah satunya.”
“Jadi itu adalah salah satu alasan besar kenapa kita di percaya oleh PQube, karena juga Project Dead ini memerlukan sesuatu yang lebih mudah dilakukan di Unreal 5.” Tutupnya.
Baca juga : Adopsi Metaverse, Agate dan Sekuya Bersekutu Merevolusi Industri Game Indonesia