Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Kenapa Hanya TikTok Shop ?

BACA JUGA

Selular.ID – TikTok Shop beberapa hari belakangan menjadi bahan perbincangan karena akan di tutupnya platform TikTok Shop, tapi kenapa hanya TikTok Shop ?

TikTok Shop serasa di kambing hitamkan, Alasan utama mengapa platform ini harus ditutup karena diawali banyaknya keluhan dari pasar yang merasakan anjloknya transaksi yang terjadi selama platform ini ada.

Jadi tidak sedikit pedagang yang mengeluh bahwa lapaknya menjadi sepi, terutama pada pasar pusat grosir terbesar di Asia Tenggara seperti Pasar Tanah Abang juga merasakan hal serupa.

jikalau alasan pusat perbelanjaan atau pasar sepi karena TikTok Shop, itu tidak adil padahal masih banyak platfom e-commerce lainnya yang sebenarnya juga bisa di tuduh menjadi salah satu faktor membuat pasar sepi.

Serasa tidak adil memang, dan sudah berapa hari ini media sosial diramaikan soal pelarangan dari TikTok Shop, terutama di X (Twitter) sudah menjadi trending topik.

Pada saat artikel ini di tulis, sudah ada sebanyak 25 ribu postingan atau interaksi dari para netizen mengenai TikTok Shop.

Dari situ argumen demi argumen berbeda yang terlontar dari netizen membuat persepsi ini semakin hari semakin tumbuh.

Oke, kita berpikir kembali secara realistis, apakah benar dalang kehancuran pedagang atau UMKM itu karena TikTok Shop? Atau pedagang tersebut yang tidak melek teknologi? Atau malah memang perilaku konsumen itu sudah berubah?

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kalau menyalahkan hanya satu pihak yakni TikTok Shop serasa itu tidak lah adil, karena kembali lagi masih banyak platfom e-commerce di Indonesia.

Pedagang tidak melek teknologi? Ya kemungkinan besar bisa juga menjadi faktor. Karena pedagang bisa memanfaatkan gadget yang ia punya untuk juga mulai menjajakan produknya secara digital.

Ada satu pandangan yang menurut redaksi Selular.ID itu masuk akal, yang mana itu datang dari Timothy Ronald.

Dan benar yang disebutkan nya, masalah pedagang mengalami penurunan penjualan ini, mirip seperti hilangnya profesi ojek pangkalan karena adanya Ojek Online, atau kantor pos yang kini tidak lagi mengirimkan surat karena sudah adanya teknologi email.

Karena sejatinya tidak bisa menyalahkan teknologi, teknologi akan terus berkembang dan tidak tau kapan hentinya. Dan kita sebagaimana harus berperan, siapa yang tidak mengadopsi teknologi dia akan tertinggal.

Sejalan dengan itu, akun Twitter X bernama @999o7i memposting bagaimana pemanfaatan teknologi yang baik untuk pedagang di negara China, mereka berlomba untuk terus menggaet pasarnya secara luas melalui teknologi.

Jadi masih menyalahkan TikTok Shop?

Satu lagi, apakah penurunan penjualan di pasar karena perilaku konsumen yang sudah berubah?

Melansir dari penelitian DBS, terkhusus pada era pandemi COVID-19, 66% konsumen Indonesia menunjukkan e-commerce sebagai pilihan utama mereka untuk membeli barang-barang non-makanan. Angka ini hampir tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi yang hanya 24%.

Dan mengutip dari qontak.com tren perilaku konsumen 2023 secara garis besar adalah digitalisasi berbelanja dan menjadi lebih fleksibel.

Faktor pandemi juga membuat konsumen lebih berhati-hati dalam berbelanja, dengan berfokus pada apa yang mereka butuhkan.

Perubahan perilaku konsumen di dukung juga dari perangkat pintar yang digunakan, apalagi kini harga smartphone semakin terjangkau ditambah juga akses internet yang semakin luas, ini telah menjadi kontribusi besar terhadap perubahan perilaku konsumen online.

Coba lihat di gadget anda, berapa platfom e-commerce yang anda install. Jadi tidak sepenuhnya salah TikTok Shop bukan ?

Disclaimer, redaksi Selular.ID bukan bermaksud berada di kubu TikTok Shop, tapi harus di berlakukan secara adil, serta mengetuk palu juga kepada platform e-commerce lainnya.

Tapi, Kenapa TikTok Shop?

Setuju dengan thread yang dilontarkan oleh Dokter Tirta dalam akun Twitter X miliknya.

Jadi dengan perkembangan teknologi yang semakin masif, semakin dekat dengan aktivitas sehari-hari, karena kemudahan dan kecepatannya, ditambah TikTok Shop yang menjual harga lebih miring, siapa yang tidak tergiur? Hanya sekali klik, konsumen bisa lakukan dari mana saja, bayar bisa menyesuaikan, dan harganya jauh lebih murah. Sesuai apa kata Dokter Tirta “Akhirnya customer beralih ke pricing terendah.”

Apa yang harus dilakukan?

Nasi sudah menjadi bubur, keputusan bulat dari Presiden Joko Widodo pada hari Senin 25 Oktober tentang penutupan TikTok Shop sepertinya tidak bisa diubah.

Karena melansir dari Suara.com, keputusan ini akan dituangkan dalam revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50 Tahun 2020, yakni Permendag Nomor 50 Tahun 2023.

Di mana aturan ini sendiri terkait dengan perdagangan elektronik dan telah diteken pada Senin lalu.

Tapi TikTok Shop tidak serta merta hilang dari peradaban, nantinya hanya diperbolehkan sebagai media promosi saja, dan bukan melakukan jual beli secara langsung.

Baca juga : Pemerintah Siapkan Satgas Transformasi Digital Terkait Pelarangan TikTok Shop

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU