Selular.ID – Di Indonesia, lebih dari 99 persen usaha adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Mereka memainkan peran penting dalam mendorong inovasi, serta berkontribusi terhadap ekonomi nasional. Namun sayangnya masih UMKM mengoperasikan usahanya dalam keadaan finansial yang tidak sehat.
Studi menunjukkan tingkat literasi keuangan rendah dan kurangnya disiplin keuangan mungkin menjadi alasan dari buruknya rekam jejak UMKM tersebut (Laporan OECD, 2016).
Masalah-masalah ini menyiratkan perlunya UMKM untuk memprioritaskan kesehatan finansial mereka agar dapat tetap bertahan dan tumbuh di lanskap kompetitif saat ini.
Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, BukuWarung, penyedia aplikasi keuangan all-in-one untuk menyederhanakan dan menyediakan proses bisnis; pembayaran; dan akses ke pinjaman, mengambil langkah proaktif untuk mendukung kesehatan keuangan usaha kecil.
Dalam rangka mendukung program literasi digital pemerintah yang bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif dan aman, BukuWarung turut andil dalam pelatihan yang diadakan oleh Badan Aksesibilitas.
Baca Juga:Dukung UMKM Go Digital, Bank Mandiri Menandatangani Kerja Sama Dengan FishLog
Adi Harlim, Direktur Merchant Experience BukuWarung menjelaskan, pelatihan tentang pentingnya literasi keuangan dan bagaimana pengelolaan keuangan yang baik dapat membantu UMKM dalam mengambil keputusan yang tepat dan memperoleh akses ke pembiayaan.
“Ada beberapa cara untuk memeriksa kesehatan keuangan usaha Anda. Salah satu indikator utama bisnis yang sehat adalah kemampuannya mengelola arus kas secara efektif,” kata Adi.
Pengelolaan arus kas yang efektif memasukkan informasi-informasi penting mengenai jumlah total uang yang diterima dan dikeluarkan oleh pelaku usaha dalam periode waktu tertentu, bisa 1 bulan, 1 kuartal, dan lain-lain.
Tanpa catatan keuangan, pelaku UMKM seringkali kesulitan mengidentifikasi metrik utama untuk mengukur kinerja bisnis mereka, yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk.
“Arus kas yang negatif dapat menjadi peringatan serius bagi setiap pemilik usaha kecil, karena bisa berarti usaha membutuhkan lebih banyak uang untuk mencegah usaha bangkrut atau tutup”, tambah Adi.
Pelatihan yang berlangsung selama 2 hari, 19-20 September 2023, ini juga diikuti oleh Bank Indonesia, BRI, LinkAja serta lembaga pemerintah lain.
Lebih dari 300 pelaku UMKM dari berbagai lini usaha seperti warung kelontong, pengrajin, kuliner dan fashion mengikuti kegiatan ini.
Selain menerima pembekalan panduan melakukan pencatatan digital, para peserta juga diajarkan mengenai tips-tips untuk berhemat sekaligus meningkatkan pendapatan melalui fitur BukuWarung lainnya.
Baca Juga:UMKM Tumbuh Namun Ancaman Siber Menghantui
Seperti pembayaran, produk digital (PPOB), hingga akses pinjaman modal yang tersedia melalui platform tersebut.