Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

Bitcoin Potensi Turun Rp381 Juta, Minat Investasi Kripto Merosot?

BACA JUGA

Selular.ID – Harga kripto, khususnya Bitcoin (BTC), terus mengalami penurunan yang signifikan, memunculkan pertanyaan minat investasi kripto merosot? dan apakah saat ini adalah peluang emas untuk membeli dengan harga ‘diskon’.

Seperti diketahui, pergerakan harga BTC telah mencerminkan penurunan yang cukup tajam dalam beberapa pekan terakhir.

Koreksi ini terjadi setelah periode kenaikan yang signifikan sebelumnya yang membuat Bitcoin kembali berada di atas harga US$ 30.000 atau sekitar Rp457 juta.

Meskipun demikian, apakah ini menjadi indikasi bahwa minat terhadap investasi kripto secara keseluruhan sedang merosot?

Fyqieh Fachrur, Trader Tokocrypto melihat Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan masih dibayangi tekanan ketidakpastian yang kuat sehingga cenderung bergerak sideways dan menurun. Tren penurunan ini juga diikuti oleh volume transaksi yang masih terbilang rendah.

“Untuk saat ini, banyak pelaku pasar, baik itu trader maupun investor, masih memilih untuk bersikap hati-hati dan mengambil pendekatan “wait and see”. Mereka menunggu hingga arah pasar lebih jelas, mengingat adanya banyak ketidakpastian yang sedang berlangsung,” kata Fyqieh.

Di Amerika Serikat, para investor tampaknya masih merasa ragu untuk kembali menanamkan minat mereka pada aset berisiko.

Ini terlihat dari perkembangan kenaikan imbal hasil obligasi yang terjadi belakangan ini. Imbal hasil Treasury AS jangka panjang bahkan telah mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Kenaikan ini secara tidak langsung memberikan dampak pada minat pembelian aset-aset berisiko seperti kripto, karena likuiditas pasar menjadi terbatas.

Baca Juga:Bitcoin Anjlok Dalam Sepekan, Bagaimana Selanjutnya?

Potensi Turun dan Harga ‘Diskon’
Kondisi yang tidak pasti ini berpotensi membuat harga Bitcoin mengalami konsolidasi di kisaran US$ 26.000 (sekitar Rp396 juta) hingga US$ 25.000 (sekitar Rp 381 juta).

Berdasarkan analisis teknikal dari grafik mingguan Bitcoin, terdapat kemungkinan adanya koreksi drastis lebih lanjut sehingga memberikan peluang terciptanya harga ‘diskon’ untuk bisa dimanfaatkan oleh investor jangka panjang untuk melakukan akumulasi.

Menuurt Fyqieh, target saat ini berada di kisaran US$ 22.000 (sekitar Rp 335 juta) hingga US$ 20.000 (sekitar Rp 305 juta), yang sejalan dengan garis Fibonacci 61,8% yang umumnya menjadi titik harga pulih.

“Indikator relative strength index (RSI) dan Moving average convergence/divergence (MACD) juga memberikan dukungan pada skenario koreksi ini, terlihat dari dominasi volume penjualan dibandingkan volume pembelian,” ujar Fyqieh.

Namun, perubahan mendadak dalam pandangan  Jerome Powell, Ketua The Fed misalnya mengindikasikan niat untuk menghentikan peningkatan suku bunga acuan atau bahkan meningkatkan jumlah uang beredar, dapat berpotensi menghasilkan dampak yang signifikan.

Dalam situasi ini, aset berisiko seperti saham dan kripto berpotensi mengalami kenaikan.

Hal ini dapat membawa Bitcoin untuk pulih dan mencapai kembali kisaran US$ 30.000 (Rp 457 juta), membuka peluang untuk pertumbuhan lebih lanjut menjelang peristiwa halving berikutnya.

Investor Bitcoin bisa menilai volatilitas yang sideways dan cenderung jenuh. Sebaiknya melakukan diversifikasi portofolio dengan menambahkan berbagai aset kripto. Ini dapat membantu mengurangi risiko.

Untuk jangka panjang bisa mulai menabung atau DCA (dollar cost averaging) dengan rutin hingga halving Bitcoin. Ini merupakan sentimen yang sangat bagus,” tutur Fyqieh.

Transaksi Bitcoin Rendah
Aset Bitcoin sendiri baru-baru ini diperdagangkan pada level terendah dalam dua bulan terakhir, yaitu sekitar US$ 26.000 atau Rp396 juta.

Hal ini mencerminkan adanya tren investasi kripto yang cenderung bergerak sideways, tanpa arah yang pasti.

Baca Juga:Pengamat Sebut Bitcoin Tak Akan Sentuh USD100.000 Sebelum Halving

Menurut Fyqieh, Bitcoin mungkin masih memiliki potensi untuk mengalami penurunan yang lebih dalam jangka pendek.

 

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU