Jakarta, Selular.ID – Sejak didirikan pada 20 Februari 1974, Hon Hai Precision Industry Co., Ltd, yang lebih dikenal sebagai Foxconn Technology Group mampu mendominasi manufaktur oursourcing dunia.
Foxconn sangat populer dengan beragam klien perusahaan dari Eropa, Jepang, dan Amerika yang ingin mengurangi biaya tenaga kerja tanpa mengorbankan kualitas.
Bahkan kualitas tinggi telah menjadi standar yang tidak bisa dikompromi. Alhasil, Foxconn dipercaya oleh Apple untuk memproduksi beragam perangkatnya, termasuk iPhone yang menjadi produk terlaris sepanjang masa.
Bagi Apple, Hon Hai Precision Industry bukan sekadar subkontraktor. Perusahaan yang berbasis di Tucheng, New Taipei City,Taiwan, itu sudah menjadi mitra bisnis utama.
Meskipun kedua belah pihak mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan timbal balik, namun pertumbuhan kedua perusahaan tetap terbilang fenomenal.
Kinerja Apple yang tetap bagus, meski tiga tahun lalu industri smartphone dihantam pandemi, juga memberikan keuntungan bagi Foxconn.
Sepanjang 2022, perusahaan yang berkantor pusat di Tucheng, New Taipei City, Taiwan, menghasilkan pendapatan sekitar 216 miliar dolar AS. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2021 yang sebesar $195 miliar dolar AS.
Baca Juga: Kala Bos Foxconn Ultimatum “Kota iPhone” Agar Kembali Produksi Normal
Dengan pendapatan jumbo, grup perusahaan yang juga dikenal dengan nama Hon Hai Precision itu, sukses meraih laba bersih yang bikin geleng-geleng kepala. Mencapai 151 miliar dolar Taiwan, setara dengan sekitar $4,9 miliar.
Di sisi lain, pendapatan tahunan Apple sepanjang 2022 mencapai $394,328 miliar. Jumlah itu meningkat 7,79% dibandingkan 2021. Sebelumnya pendapatan tahunan Apple untuk 2021 adalah $365,817 miliar, meningkat 33,26% dibandingkan 2020.
Pertumbuhan Apple yang tetap moncer itu terbilang anomali. Pasalnya, industri smartphone global kini sedang lesu darah.
Laporan International Data Corporation (IDC) mencatat jumlah pengiriman smartphone di dunia hanya mencapai angka 1,2 miliar unit sepanjang 2022. Angka ini turun 11,59% dibandingkan tahun sebelumnya yakni 1,4 miliar unit.
Penyesuaian inventaris dan masalah geopolitik berdampak buruk pada pasar smartphone. Resesi serta perlemahan ekonomi global juga turut berkontribusi atas hal tersebut.
Demi mendorong pertumbuhan, Foxconn mengikuti strategi yang dijalankan Apple. Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan raksasa yang didirikan oleh Terry Gou itu, giat merelokasi pabrik agar tidak tergantung pada China.
India menjadi salah satu negara yang diuntungkan dengan perubahan strategi itu. Sebagai pemasok utama Apple, Foxconn berencana menginvestasikan hampir US$500 juta untuk membangun dua pabrik komponen di India sebagai bagian dari diversifikasi yang stabil dari China.
Setidaknya salah satu pabrik yang akan dibangun oleh perusahaan Taiwan di negara bagian Karnataka selatan akan memproduksi suku cadang Apple, termasuk untuk iPhone. Namun lokasi pasti dari pabrik baru, sejauh ini belum diputuskan.
Foxconn telah menggenjot bisnis di India selama beberapa tahun terakhir berkat insentif Perdana Menteri Narendra Modi untuk meningkatkan manufaktur lokal.
Negara-negara seperti Karnataka juga merayu perusahaan dengan pengambilan keputusan yang cepat, mengurangi birokrasi dan memberikan subsidi.
Langkah strategis Foxconn di India, membuat negara Asia Selatan itu dengan cepat menjadi tujuan populer bagi pabrikan yang mencari alternatif selain China di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing.
Relokasi juga merupakan hasil dari pergeseran rantai pasokan global yang dipercepat selama pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina, yang pada gilirannya dapat mengubah cara pembuatan perangkat elektronik.
Baca Juga: Foxconn Telah Memulai Uji Coba Produksi iPhone 15
Halaman Selanjutnya..