Jakarta, Selular.ID – Meskipun wilayah Asia Pasifik (APAC), termasuk Indonesia, mengalami lonjakan jumlah bank digital, profitabilitas tetap menjadi tantangan utama yang dihadapi pengelola.
Mengatasi hambatan seperti biaya akuisisi nasabah yang tinggi, tingkat simpanan rata-rata yang lebih rendah, persaingan yang ketat, dan membangun kepercayaan nasabah memerlukan pendekatan strategis.
Dengan memprioritaskan pengalaman pelanggan yang unggul, mengelola biaya, mendiversifikasi aliran pendapatan, membina kemitraan, dan berinvestasi dalam talenta, bank-bank digital di APAC dapat mengatasi tantangan ini dan memosisikan diri untuk profitabilitas.
Begitu bank digital mencapai profitabilitas, ia dapat memanfaatkan kemampuannya yang ada dan rekam jejak yang mapan untuk memperluas jejaknya, sekaligus menangkap peluang baru.
Quinlan & Associates, perusahaan konsultan sektor layanan keuangan dan fintech terkemuka di Asia, mengungkapkan terdapat empat strategi utama yang dibutuhkan oleh bank-bank digital, dalam mengarungi kerasnya persaingan sekaligus meraih laba demi keberlanjutan usaha. Inilah rinciannya.
Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Bank Digital Sulit Meraih Laba
Pengalaman Pelanggan dan Manajemen Biaya
Untuk mencapai profitabilitas, bank digital di APAC harus berfokus pada penyediaan pengalaman pelanggan yang unggul sambil mengelola biaya.
Dengan memanfaatkan teknologi mutakhir dan layanan yang dipersonalisasi, mereka dapat menawarkan proposisi nilai unik yang menarik dan mempertahankan pelanggan.
Pada saat yang sama, mengoptimalkan biaya akuisisi pelanggan dan meminimalkan biaya tersembunyi yang terkait dengan akuisisi pelanggan dapat berkontribusi pada model bisnis yang lebih efisien dan hemat biaya.
Diversifikasi Arus Pendapatan
Bank digital harus bertujuan untuk mendiversifikasi aliran pendapatan mereka di luar kegiatan pinjaman inti untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang.
Selain pendapatan bunga yang dihasilkan dari produk pinjaman, menjajaki peluang pendapatan berbasis biaya, seperti menawarkan produk investasi atau asuransi, dapat meningkatkan kinerja keuangan dan memperluas sumber pendapatan mereka.
Kemitraan dan Pengembangan Ekosistem
Membangun kemitraan secara aktif sangat penting bagi bank digital untuk dengan cepat meningkatkan basis pelanggan mereka, meningkatkan penawaran produk dan layanan mereka, dan memperkuat kemampuan teknologi mereka.
Dengan berkolaborasi dengan mitra terkait, bank digital dapat mempercepat kemahiran mereka dan mendapatkan keahlian untuk akhirnya membangun ekosistem mandiri yang menjembatani pelanggan dan mitra bisnis. Kemitraan semacam itu juga dapat memberikan akses ke pasar dan segmen pelanggan baru, memungkinkan ekspansi organik atau anorganik.
Strategi Talent dan Perkuat Daya Saing
Persaingan untuk mendapatkan talenta di antara bank digital di APAC sangat ketat, menyebabkan kemacetan perekrutan dan tingkat perputaran staf yang tinggi.
Untuk mengatasi tantangan ini, bank digital harus menetapkan strategi talenta yang komprehensif yang mencakup inisiatif pembelajaran dan pengembangan proaktif, praktik remunerasi yang kuat, dan fokus untuk membangun talent pipeline di masa depan.
Dengan berinvestasi pada tenaga kerja, bank digital dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik, sekaligus meningkatkan daya saing mereka di pasar.
Baca Juga: Hanya Ada 11 Bank Digital Challenger yang Menguntungkan Di Asia, Bank Jago Diantaranya