Produk yang dijual
Seperti Selular jelaskan sebelumnya, Trendy Beats hanya memajang barang yang hanya TikTok produksi, jual dan kirimkan.
Sementara TikTok Shop, memungkinkan pengguna, kreator, pedagang kecil seperti UMKM menjual produk bikinannya sendiri di dalam aplikasi.
Jadi, TikTok Shop menawarkan layanan yang lebih fleksibel karena “mengajak” pengguna, kreator, hingga pelaku usaha untuk memanfaatkan TikTok sebagai wadah untuk memperluas jangkauan konsumennya.
Sebaliknya, Trendy Beat hanya menjual barang yang hanya perusahaan sendiri saja.
Dalam hal ini, proses pendapatan keuntungan sepenuhnya hanya TikTok yang terima, tidak melibatkan penjual di luar TikTok.
Sistem bagi hasil
Untuk sistem bagi hasil, penjual memanfaatkan TikTok Shop untuk menjual produknya.
Mekanismenya mirip dengan belanja online di marketplace, yakni penjual bisa menjajakan produknya, kemudian mengirim barangnya langsung ke pembeli.
Sehingga, hasil penjualan akan pedagang terima, bukan platform.
Platform, kemungkinan hanya akan mendapatkan komisi sesuai ketentuan yang berlaku.
Skema ini berbeda dengan Trendy Beat, karena TikTok berperan sebagai pembuat, penjual, sekaligus distributor, maka pendapatan sepenuhnya akan menuju ke perusahaan.
Sistem ini bisa memberi TikTok keuntungan yang lebih besar karena tidak perlu mengambil komisi dari para penjual.
Ketersediaan
Untuk saat ini, Trendy Beat baru hadir di wilayah Inggris.
Kabarnya, fitur ini juga akan meluas hingga ke Amerika Serikat.
Menurut laporan Tech Crunch, TikTok kabarnya sudah mendafatarkan merek dagang di Amerika Serikat untuk Trendy Beat bulan lalu.
Hal ini mengindikasikan fitur ini kemungkinan bakal hadir di Negeri Paman Sam.
TikTok mengatakan, Project S aliasn Trendy Beat tidak akan rilis di Indonesia, setidaknya untuk saat ini.
“Inisiatif e-commerce (Project S Tiktok Shop) tidak tersedia di Indonesia,” demikian keterangan resmi Tiktok Indonesia, Kamis (13/7/2023) malam.
Baca juga: Induk TikTok Rilis Aplikasi Streaming Musik Pengganti Resso yang Bakal Tutup