Namun, kondisi berubah drastis dengan popularitas teknologi kecerdasan buatan (AI) sejak beberapa bulan terakhir.
Kehadiran ChatGPT, perusahaan besutan OpenAI, membuat teknologi AI booming.
Nvidia yang sudah lebih dulu berinvestasi ke pengembangan teknologi AI akhirnya mampu menuai hasil.
CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan perusahaan melihat “permintaan melonjak” untuk produk pusat datanya (data centre).
Divisi data centre Nvidia melaporkan penjualan US$4,28 miliar yang melampaui ekspektasi US$3,9 miliar, dan menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 14%.
Pertumbuhan tersebut terdorong tingginya permintaan chip GPU dari vendor cloud dan perusahaan teknologi.
Para klien menggunakan chip Nvidia untuk melatih dan menerapkan aplikasi AI generatif seperti ChatGPT.
Melansir CNBC, adapun chip yang laku keras adalah A100s dengan harga US$10.000.
Microsoft merupakan salah satu raksasa teknologi yang menggunakan chip tersebut untuk mengembangkan mesin pencari Bing dengan kekuatan AI.
Raksasa teknologi yang panik dengan pertumbuhan bisnis ChatGPT dan berbondong-bondong mengembangkan layanan AI membuka peluang emas bagi Nvidia.
Mengutip dari CompaniesMarketCap, saat ini Nvidia menduduki posisi ke-6 sebagai perusahaan dengan market capital terbesar di dunia.
Pada urutan 1-5 secara berurutan telah perusahaan besar huni seperti Apple, Microsoft, Saudi Aramco, Alphabet, dan Amazon.
Baca juga: 5 Handphone Baterai Jumbo 6.000 mAh Harga Mulai Rp1 Jutaan, Cocok saat Ramadan dan Lebaran