Selular.ID – Data Synergy Research Group menunjukkan pengeluaran untuk layanan infrastruktur cloud tumbuh lebih dari $10 miliar tahun-ke-tahun selama Q1-2023, meskipun ketidakpastian ekonomi berlanjut.
Perusahaan riset itu menempatkan total pendapatan dari infrastruktur sebagai layanan (IaaS), platform sebagai layanan (PaaS) dan layanan cloud pribadi yang dihosting sebesar $63,7 miliar.
Dengan meningkatnya kebutuhan, Synergy menyatakan IaaS dan PaaS publik menyumbang sebagian besar pendapatan dan tumbuh sebanyak 21 persen.
Kajian Synergy menempatkan AWS sebagai penyedia layanan terkemuka dengan pangsa pasar antara 32 persen dan 34 persen, tetapi mencatat Microsoft dan Google meningkatkan kepemilikan mereka masing-masing dengan persentase poin menjadi 23 persen dan 10 persen.
Synergy mencatat ketiganya menguasai 65 persen pasar global dan 72 persen sektor cloud publik.
Synergy juga menyebutkan bahwa Oracle, Snowflake, MongoDB dan Huawei di antara penyedia tingkat dua yang melampaui perbandingan pertumbuhan tahunan.
Baca Juga: Program AWS Lift Dukung UKM Indonesia Transformasi Digital
Di Indonesia sendiri, semakin berkembangnya ekonomi digital, membuat pasar cloud dan data center di Indonesia semakin semarak. Ke depan persaingan diprediksi semakin ketat, karena sejumlah pemain kakap sudah mengepakkan sayapnya.
Tercatat, Huawei menjadi pemain terbaru yang mencoba peruntuntungan di bisnis cloud. Pada 23 November 2022, vendor jaringan telekomunikasi asal China itu, meresmikan cloud region di Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, Huawei siap merogoh investasi jumbo. Mencapai Rp 4,7 triliun atau USD300 juta dalam lima tahun mendatang demi meningkatkan infrastruktur cloud lokal.
Dengan hadirnya Region Indonesia, Huawei mengikuti jejak raksasa teknologi global lainnya yang sudah meluncurkan cloud regions di Indonesia. Seperti Google Cloud, Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Alibaba Cloud.
Upaya Huawei dalam menggarap bisnis cloud dan data center memang sejalan dengan potensi dan pertumbuhan pasar.
Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar public cloud terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Singapura. Riset Mordor Intelligence, mengungkapkan pasar pusat data Indonesia bernilai US$1,67 miliar pada 2021.
Namun dengan semakin meningkatnya kebutuhan, nilai itu diperkirakan akan tumbuh menjadi US$3,43 miliar pada tahun 2027, dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) lebih dari 13%.
Baca Juga: AWS Perkenalkan Solusi Cloud Terbaru