Selular.ID – Simak cara menghindari beli saham di harga pucuk supaya dapat cuan yang maksimal.
Para investor biasanya sering menghindari beli saham di harga pucuk dengan harapan harga saham itu makin terus naik dan dapat keuntungan.
Trader saham yang sering menggunakan analisis teknikal dalam mengamati pergerakan harga saham sebuah emiten di pasar modal pasti tidak asing lagi dengan istilah breakout.
Breakout dalam saham merupakan sebuah momen yang terjadi ketika harga saham melewati batas atas atau level resistance maupun batas bawah atau level support.
TONTON JUGA:
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani menjelaskan, misalnya pergerakan harga saham mengalami penguatan hingga menembus batas resistance (breakout).
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa harga saham akan melanjutkan tren kenaikan yang lebih tinggi.
Baca juga: Telkom Diam-diam Kantongi Rp1,4 Triliun dari Investasi GOTO, Tak Akan Jual Sahamnya
Breakout terdiri dari dua jenis, yaitu yakni true breakout dan false breakout.
True breakout terjadi ketika pergerakan harga saham telah melewati suatu level dan tidak berbalik arah dan melanjutkan penembusan atau rally.
Jika Anda perhatikan menggunakan candlestick chart, true breakout akan terkonfirmasi ketika body dari candlestick tersebut melewati atau menembus level resistance maupun support dengan peningkatan volume.
False breakout atau breakout palsu terjadi ketika pergerakan harga saham telah melewati suatu level tertentu.
Namun kemudian berbalik arah dan tidak melanjutkan tren penguatan (bullish) atau pelemahan (bearish).
Kondisi tersebut juga terkenal dengan istilah patah tren.
Berbeda dengan true breakout, false breakout akan terkonfirmasi menggunakan candlestick chart saat bagian ekor candlestick menembus garis.
Namun hal tersebut tidak diikuti bagian body dari candlestick.
“Bagian ekor menunjukkan tidak terjadinya peningkatan volume secara signifikan, sehingga dapat mengindikasikan false breakout,” kata Christy.
Contoh di atas menunjukkan harga berhasil menembus area resistance, namun kembali ke level support.
Hal ini juga terlihat dengan naiknya harga tanpa diiringi dengan naiknya volume.
“Mereka yang terjebak dengan false breakout berpotensi membeli saham di harga pucuk,” ungkap Christy.
“Hal ini karena aksi ambil untung (profit taking) di area resistance sehingga tekanan jual yang tinggi membuat harganya turun.”
“Agar terhindar dari risiko false breakout, trader harus melihat harga dalam time frame yang lebih panjang, analisis pergerakan harga dari waktu ke waktu, dan menggunakan indikator pembantu seperti MA, MACD, dan Stochastic,” katanya.
Untuk menghindari beli saham di harga pucuk, berikut ini adalah tips untuk terhindar dari false breakout:
Baca juga: 5 Handphone Baterai Jumbo 6.000 mAh Harga Mulai Rp1 Jutaan, Cocok saat Ramadan dan Lebaran