Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Abis Rugi Karena Investasi? Ini Yang Dibutuhkan Agar Balik Modal

BACA JUGA

Selular.ID – Investasi tidak melulu soal keuntungan, banyak juga yang mendapatkan kerugian, dan ini yang harus dibutuhkan setidaknya agar balik modal.

Masyarakat makin memahami bahwa untuk mempersiapkan kebutuhan keuangan masa depan, selain menabung, juga melakukan kegiatan investasi.

Investasi dapat diartikan sebagai upaya membelanjakan sejumlah uang pada sesuatu hal yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.

Tapi perlu diingat, tidak melulu melakukan investasi selalu mendapatkan keuntungan, karena Dalam melakukan investasi terdapat dua hal utama yang wajib dipahami oleh masyarakat, yaitu tingkat imbal hasil yang ditawarkan (return) dan tingkat risiko (risk).

Khusus terkait dengan risiko, setiap investor memiliki sikap toleransi terhadap risiko investasi yang berbeda-beda.

Sebagian merasa nyaman untuk mengambil risiko (risk-takers), sebagian kurang berani atau ragu-ragu (risk-moderate), dan ada juga yang benar-benar tidak berani untuk mengambil risiko (risk-averse).

Tidak masalah jika kamu memang ingin mengambil risiko saat investasi. Namun jangan sampai ‘ugal-ugalan’ dan jadi tidak memperhitungkan risiko dengan matang.

Jadi dapat disimpulkan jangan sembrono pada saat investasi, dengan mindset siap untung saja.

Tapi investasilah pada perusahaan atau aset yang memang sudah kamu teliti dan yakini secara menyeluruh.

Sebagai gambaran dalam investasi, berikut adalah capital gain dari Bibit yang diperlukan untuk balik modal setelah mengalami kerugian:

Tabel di atas memperlihatkan bahwa semakin besar kerugian yang dialami, makin besar juga nilai capital gain atau keuntungan yang harus didapatkan hanya untuk kembali balik modal.

Coba bayangkan. Misalnya, jika kamu investasi Rp100 juta dan merugi 10%, maka danamu menjadi Rp90 juta.

Kalau ingin balik modal lagi ke Rp100 juta, maka kamu harus mendapat keuntungan sebesar 11% dengan uang Rp90 juta tadi. Bukan lagi butuh 10%.

Sebenarnya sah-sah saja jika kamu ingin investasi di aset yang tinggi risiko misalnya seperti saham atau Reksa Dana Saham.

Tapi yang perlu ditekankan adalah jangan hanya fokus dengan target imbal hasil tinggi dan mengabaikan faktor risiko.

Baca juga : Sudah Kenal Investasi Obligasi FR? Ada 5 Alasan Membuatnya Kini Menarik

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU