Jajaran iPad
Kita semua cukup akrab dengan betapa mahalnya tablet kelas atas Apple.
Namun, janji perangkat untuk fantasi 2-in-1 tidak mungkin terwujud tanpa aksesori yang diperlukan.
Jadi pengguna tidak hanya menguras saldo untuk produk utama, tetapi juga harga premium yang lumayan untuk sejumlah item tambahan.
Apple Pencil dan Magic Keyboard dengan mudah berharga sekitar setengah dari harga iPad itu sendiri.
Bahkan jika Anda memutuskan untuk membayar itu semua, masih ada masalah besar lain.
Apple sengaja membatasi fungsionalitas iPadOS, membuatnya lebih seperti iPhone berukuran besar daripada perangkat 2-in-1 yang sebenarnya.
IPad dengan Magic Keyboard dan Apple Pencil (sekitar Rp25 juta) tetap saja perangkat tersier.
Mengapa? Karena dengan begitu Apple bisa mencegah iPad menjadi alternatif yang layak untuk MacBook.
Inilah sebabnya mengapa iPad direduksi menjadi mainan yang dimuliakan, meskipun komponen di dalamnya sangat mengesankan.
Promosi fitur ‘baru’
Sebagian besar pengguna teknologi sangat akrab dengan kecenderungan perusahaan Cupertino untuk terlambat memperkenalkan fitur yang sudah lama ada pada produknya.
Contoh kasus: Always-On Display.
Butuh lebih dari setengah dekade bagi Apple untuk menghadirkannya ke iPhone, meskipun sudah lama hadir di banyak perangkat Android.
Pada 2023, tidak ada yang inovatif tentang Always-On Display.
Dynamic Island adalah contoh yang sangat bagus. Ia cukup berguna, tetapi tidak cukup layak untuk jumlah materi promosi yang tidak masuk akal.
Selain lima poin yang banyak tidak disukai dari Apple di atas, perusahaan jelas memiliki sederet hal yang patut dipuji juga.
Sesuai pepatah, Anda tidak akan menjadi perusahaan teknologi terbesar di dunia tanpa menimbulkan sedikit kontroversi.
Baca Juga: Realme C Series Bakal Dibekali Fitur Dynamic Island