Momentum kenaikan harga ini kemungkinan akan diuji menjelang akhir pekan nanti.
Pasalnya, Biro Statistik Ketenagakerjaan AS pada hari Kamis (12/1/2023) ini akan merilis data inflasi Desember 2022.
Data inflasi terbaru tersebut akan membantu The Fed memutuskan apakah dapat memperlambat laju kenaikan suku bunganya pada pertemuan mendatang atau tidak.
Jika data inflasi AS turun, maka pergerakan pasar kripto akan melanjutkan kenaikannya.
Sementara itu, dari segi teknikal, tekanan beli Bitcoin masih tinggi.
Hal itu terlihat dari relative strength index (RSI) yang konsisten bergerak naik mendekati area overbought alias jenuh beli.
Perkiraannya harga Bitcoin bisa mencapai level US$ 17.622 sebagai posisi resistance terdekatnya.
Dalam jangka panjang, jika terus ada sentimen positif, maka Bitcoin bisa bergerak ke harga US$ 18.510.
Di sisi lain, apabila data inflasi AS Desember 2022 lebih tinggi dari sebelumnya, maka harga kripto bisa turun lagi.
Dari analisis teknikal, Bitcoin berpotensi turun ke level support terdekat di harga US$ 17.146.
Baca juga: Mau Investasi Kripto di Tahun 2023? Simak Dahulu Pendapat Para Pakar Ini