Selain keamanan bertransaksi, para pemangku kepentingan juga perlu memperhatikan perdagangan barang ilegal dan tidak memenuhi syarat-syarat, seperti makanan, kosmetik, obat, atau suplemen.
Secara proaktif, penyedia platform dapat menyaring kombinasi kata-kata kunci (keywords) dalam laman pencarian untuk mencegah terjadinya transaksi barang-barang ilegal.
Tentu penyaringan ini harus dilanjutkan dengan penindakan yang tegas kepada pedagang (merchant) yang melanggar peraturan tersebut.
Pedagang harus mematuhi peraturan perdagangan e-commerce dan hukum pada umumnya, konsumen juga harus memahami etika berbelanja digital dan aktif menjadi warga digital yang bertanggung jawab.
Pengguna platform juga diharapkan aktif melaporkan kejanggalan yang diamatinya sebelum berkembang menjadi insiden serius.
Nailul Huda, Peneliti ekonomi Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), menegaskan bahwa keamanan dan kenyamanan transaksi di e-commerce hendaknya menjadi tanggung jawab semua aktor ekonomi dan pemangku kepentingan.
Dikatakan Nailul, tanggung jawab pemerintah lebih besar sebagai regulator. Namun, tanggung jawab dari aktor ekonomi seperti aplikator dan pengguna juga tidak kalah penting.
Dengan jumlah pengguna baik penjual dan pembeli mencapai 32 juta pada 2021, semuanya mempunyai peran yang sama penting dalam melindungi keamanan dan kenyamanan transaksi di e-commerce. Terlebih ketika kita melihat tren nilai total transaksi yang terus meningkat setiap tahunnya.
“Semua berperan menjadikan e-commerce sebagai medium jual-beli yang aman, terpercaya, dan dapat diandalkan sehingga iklim kegiatan di e-commerce menjadi lebih baik,” ujar Nailul.
Baca Juga:Bantu Seller, Lazada Logistics Perluas Jaringan dan Infrastruktur
Nailul mengingatkan, dengan nilai industri yang tinggi dan peran yang makin penting dalam perekonomian nasional, semua pihak berkepentingan menjadikan e-commerce sebagai ruang ekonomi yang aman, terpercaya, dan dapat diandalkan.