Dia juga menyebut jika ada 30 UMKM di Desa Sukarara yang menjadi binaan BAKTI Kominfo.
Hasilnya dari program ini tentu saja tidak hanya menyediakan jaringan internet untuk percepatan transformasi digital kepada warga desa tetapi juga membantu perekonomian warga desa.
“Jadi, UMKM yang sebelumnya hanya mengandalkan pasar offline dan terkena dampak pandemi Covid-19 bisa bangkit berkat akses internet dan pelatihan tentang pasar online,” kata Danny.
Hal tersebut yang Yosi rasakan usai menjajakan usaha kuliner camilan khas Lombok di pasar online.
“Tentunya ada peningkatan omset setelah melek digital dan menjajakan kuliner di toko online. Saya berharap ada pelatihan lagi dari BAKTI supaya makin maju,” harap Yosi.
Hal senada juga perajin tenun di Desa Sukarara bernama Satria rasakan usai mengenal pasar dan toko online.
“Jadi meski ada pandemi Covid-19 yang membuat wisata di Lombok mati suri, kami masih bisa menawarkan produk kami di toko online,” jelasnya.
Demi percepatan transformasi digital inklusif, memberdayakan dan berkelanjutan, BAKTI Kominfo targetkan lebih dari 7.000 BTS di daerah 3T seluruh Indonesia rampung tahun 2024.
“Target kita ini nanti di 2024 itu 7.000-an titik di daerah 3T tidak ada blank spot dan mendapat akeses internet,” ujar Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo, Bambang Nugroho.
Namun menurut pria yang akrab disapa Nugi ini, ada sejumlah tantangan yang mempengaruhi penyediaan akses internet di sejumlah tempat itu.
“Kita punya lokasi yang sudah on air itu ada 4.321 lokasi secara skala nasional. Dan kita akan kejar di tahun 2024 itu menjadi 7000,” jelasnya.
Nugi berharap daerah 3T ini tidak hanya bebas dari blank spot dan akan melek digital, tetapi juga bisa memajukan perekonomian di daerah tersebut.
Baca juga: Pengguna iPhone Ucapkan Selamat Tinggal ke WhatsApp, Ada Apa Ya?