Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Bakal Raup Rp8,17 Triliun di Pasar Modal, BliBli.com Bakal Lakukan Hal Ini

BACA JUGA

Analisis Financial Expert Ajaib Sekuritas, M Julian Fadli menjelaskan terkait IPO perusahan yang berdiri sejak tahun 2011 ini di pasar modal.

PT Global Digital Niaga Tbk merupakan pelopor ekosistem belanja dan gaya hidup omnichannel yang terintegrasi baik secara online dan offline.

Pada tahun 2017, Perseroan mengakuisisi http://tiket.com untuk memperluas layanan hingga perjalanan, akomodasi, dan pengalaman gaya hidup.

Baca juga: Raih Penghargaan Selular Awards, Bos Blibli: Ini Motivasi untuk Fokus Utamakan Pelanggan

Lalu tahun 2021, ekosistem omnichannel Blibli semakin lengkap dengan penambahan produk segar dan kebutuhan sehari-hari bagi pelanggannya.

Mereka mengakuisisi PT Supra Boga Lestari (BEI: RANC).

Perusahan itu mengelola sejumlah supermarket yang menawarkan produk berkualitas tinggi seperti Ranch Market dan Farmers Market.

Blibli.com dan tiket.com juga aktif mengoperasikan toko fisik untuk mitra dengan merek terkemuka, termasuk Samsung, VIVO, dan OPPO.

Ada juga supermarket barang kebutuhan sehari-hari yang mereka operasikan melalui anak perusahaan Perseroan yaitu toko fisik Ranch Market.

Menariknya, per tanggal 31 Desember 2021, menurut Frost & Sullivan, Blibli.com menduduki peringkat No 1 dalam kategori makanan segar dan consumer electronics dalam omnichannel B2C.

Kemudian peringkat No 2 dalam otomotif dan B2B, di antara pelaku e-commerce terkemuka di Indonesia.

Kinerja Masih Negatif

Baca juga: Blibli Gunakan CSIRT untuk Melindungi Data Konsumen, Apakah Aman?

“BELI berhasil mencatatkan pertumbuhan TPV keseluruhan dari total semua segmen, yaitu Ritel 1P, Ritel 3P, Institusi maupun Toko Fisik,” kata Julian kepada Selular.ID, Selasa (18/10/2022).

“Secara Keseluruhan dari tahun 2020 hingga 2021 TPV tumbuh sebesar 44,7% secara tahunan.”

“Adapun sejak tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2021 hingga tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2022 pertumbuhan keseluruhan TPV mencapai 95%,” sambungnya.

Julian menambahkan pertumbuhan TPV sejalan dengan pendapatan bruto menjadi sebesar Rp9,51 triliun.

Hal itu berarti meningkat 97,7% secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,81 triliun.

Adapun pengeluaran untuk diskon dan promosi mengalami penurunan secara tahunan.

Hasil dari strategi dan fokus BELI yang positif atas monetisasi platform dan optimasi diskon serta promosi langsung secara efektif di segmen ritel, institusi dan toko fisik.

Hal tersebut membuat pendapatan neto BELI meningkat menjadi sebesar Rp8,85 triliun, melesat 106% secara tahunan dari Rp4,29 triliun.

Julian menjelaskan BELI mencatatkan penurunan EBITDA atau kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan yang semakin dalam.

Pada tahun 2020, EBITDA BELI yang tercatat terkontraksi sebesar Rp3,21 triliun menjadi Rp3,37 triliun di tahun 2021.

Hal ini karena meningkatnya beban pokok pendapatan dan beban penjualan, seiring dengan bertambahnya skala operasional dan penambahan anak perusahaan BELI akuisisi.

BELI juga mencatatkan kenaikan total aset menjadi sebesar Rp18,3 triliun, meningkat 104% secara tahunan dari sebelumnya Rp8,9 triliun.

“BELI juga masih mencatatkan kinerja yang negatif,” ungkap Julian.

“Hal ini tercermin pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif yang masih membukukan rugi Rp3,35 triliun, cenderung meningkat dari tahun sebelumnya dengan rugi Rp2,41 triliun,” sambungnya.

Baca juga: Perpanjangan IPO GoTo di BEI hingga Besok, Publik Masih Berhati-hati

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU