Selular.ID – Pada 8 September lalu kembali diperingati sebagai Hari Literasi Sedunia.
Kini, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat diiringi dengan pola hidup masyarakat yang turut berubah, literasi dipandang tidak hanya sekedar melek huruf namun lebih kepada melek dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital untuk berbagai aktivitas.
Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom memiliki tanggung jawab untuk mendukung digitalisasi di Indonesia melalui penyediaan infrastruktur, platform, dan layanan digital.
Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Thohir mengatakan, pembangunan ekonomi digital Indonesia akan menjadi elemen penting dari target pertumbuhan dengan potensi mencapai Rp4.500 triliun yang jauh lebih cepat 8 kali dari pertumbuhan GDP negara.
“Sementara itu, saat ini BUMN di Indonesia baru memiliki total 1% digital talent, sedangkan minimal total yang dibutuhkan adalah 20%,” ujar Erick.
Untuk itu, Erick mendorong Telkom dan Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi digital harus menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia dengan berbagai inovasinya.
“Karena dengan terus berinovasi, ekosistem digital Indonesia bisa dimiliki kembali oleh negeri,” pungkasnya.
Baca Juga: Sentilan Erick Thohir Harus Mampu Dongkrak Performa Telkom
Sejak awal perjalanan transformasi di bawah kepemimpinan Erick Thohir, Telkom mengaku secara kontinyu terus fokus pada bisnis digital dan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.

Langkah transformasi di bisnis digital ini sejalan dengan misi Pemerintah Indonesia terkait pemerataan akses digital di seluruh pelosok Indonesia.
Hingga Juni 2022, Telkom telah membantu menghadirkan berbagai infrastruktur seperti 171.654 kilometer kabel fiber optic yang membentang di sepanjang Nusantara dan 255.107 Base Trasceiver Station (BTS), yang melayani 8,9 juta pelanggan IndiHome dan 169,7 juta pelanggan Telkomsel yang terhubung dengan dunia melalui sambungan internet.
Baca Juga: Fokus Bangun Ekosistem Digital RI, Erick Thohir Pantau Indico
Untuk mencapai kedaulatan digital tersebut, setidaknya ada tiga ranah yang harus diciptakan yaitu lingkungan, masyarakat, dan ekonomi digital.
Lingkungan digital salah satunya bisa diciptakan melalui pemenuhan kebutuhan infrastruktur telekomunikasi yang merata.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, sejak 2019 hingga 2022 investasi APBN untuk pembangunan infrastruktur digital telah mencapai Rp75 triliun.
Baca Juga: Data Menteri Kominfo Bocor, Akun Hacker Bjorka Kena Blokir
Dalam pembangunan kedaulatan digital, literasi dan inklusi digital masyarakat harus terus ditingkatkan demi menambah kualitas digitalisasi dan mendukung langkah transformasi digital Indonesia.
Transformasi digital menjadi salah satu agenda prioritas yang dibahas dalam agenda Presidensi G20 Indonesia.
Telkom secara aktif turut serta dalam berbagai agenda G20, khususnya yang terkait digitalisasi.
Bahkan Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mendapat amanat sebagai Chairman B20 Task Force Digitalization.
Baca Juga: Implementasi Produk Lokal, Telkom Sosialisasikan P3DN di Lingkungan BUMN
Mengacu data Kementerian Komunikasi dan Informatika, indeks literasi digital Indonesia ada di angka 3,49 dari rentang 0-5. Ini menandakan tingkat literasi digital masyarakat kian matang dan siap menjadi modal kuat untuk bersaing di era society 5.0.
Upaya membentuk masyarakat digital yang tangguh telah dilakukan Telkom melalui penyediaan berbagai produk dan layanan.
Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dan BUMN, Telkom berupaya meningkatkan literasi digital melalui pengembangan aplikasi PeduliLindungi, pelaksanaan pendampingan melalui Rumah BUMN, penyediaan sarana inkubasi Amoeba dan Indigo, serta berbagai upaya lain.
Baca Juga: Link Daftar, Jadwal, dan Syarat Join 2.700 Lowongan Kerja BUMN 2022
Selanjutnya lingkungan dan masyarakat digital tersebut bisa mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi digital yang kuat.
Melalui digitalisasi, taraf kehidupan masyarakat dapat semakin meningkat dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, pada 2021 lalu nilai transaksi digital yang terjadi di sektor e-commerce Indonesia mencapai Rp1.000 triliun atau US$70 miliar.
Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga US$146 miliar pada 2025. Untuk menyokong pertumbuhan ekonomi digital, berbagai produk dan layanan dibutuhkan masyarakat dan pelaku usaha.
Karena itu, Telkom telah menghadirkan sejumlah solusi seperti PaDi UMKM (UMKM), Agree (pertanian dan perikanan), Logee (Logistik), BigBox (Satu Data Indonesia), MySooltan, dan banyak layanan digital lainnya.
Baca Juga: Gotong Royong Swasta & BUMN Wujudkan Kendaraan Listrik di Indonesia
“Masa depan Indonesia akan tergantung pada seberapa mampu negara ini mengoptimalkan kekayaan dan potensinya di ranah digital. Dengan talenta terbaik, teknologi mumpuni, dan ekosistem bisnis yang kuat, Indonesia bisa menjadi pelaku utama ekonomi di regional bahkan dunia dalam beberapa tahun ke depan,” tutup Ririek.