Selular.ID – Accenture telah mendapatkan bahwa eksekutif Indonesia menyatakan bahwa Metaverse punya dampak positif bagi organisasi.
Accenture mengadakan konfrensi Technology Vision 2022 dengan mengidentifikasi bahwa trend Metaverse akan segera di adopsi masif di Indonesia.
Konfrensi dengan tema “Meet Me in the Metaverse”, menemukan 4 trend yang bisa menjadi trigger perkembangan teknologi.
Semua itu diawali dengan, 97 persen eksekutif perusahaan percaya kemajuan teknologi dapat lebih diandalkan dibanding faktor lain dalam menginformasikan strategi jangka panjang.
Pertama 55 persen eksekutif Indonesia menyatakan Metaverse bisa beri dampak positif bagi organisasi dengan 25 persen yakin itu bisa menjadi trobosan transfomasional.
Baca Juga: Accenture Dukung 11 Startup Berlaga di FinTech Innovation Lab Asia-Pacific 2021
Kemudian trend kedua Programable World , yaitu kemampuan memprogram dunia fisik akan meningkatkan daya saing.
Seperti yang diungkap oleh Johannes Kolibonso, Managing Of Director of CIE bahwa Metaverse memang karna hype meskipun masih banyak yang bingung, Tapi teknologi AR ( Augment Reality) akan menjadi alat bagi Industri.
“Dibuatnya metaverse karna hype conssigment meskipun masih banyak yang bingung, metaverse berawal dari formnya yaitu NFT dan crypto yang sangat hype saat ini, dan teknologi AR akan mendisrupt industri dalam tiga tahun kedepan” ujar Johan
Karena berdasarkan hasil riset, bahwa 67 persen pelaku eksekutif setuju bahwa teknologi AR akan mendisrupsi dalam tiga tahun ke depan.
Masih dalam kemajuan teknologi, Trend Unreal bisa menjadi manfaat dalam perkembangan Metaverse karena dalam waktu dekat akan ada teknologi AI untuk mengenali masing- masing pengguna dengan akurat.
Terakhir adanya trend Computing The Imposible, bahwa 92 persen eksekutif Indonesia setuju komputasi generasi berikutnya akan berperan penting bagi organisasi.
Baca Juga: IDC Prediksikan Pasar Cloud di Asia Tenggara Terus Meningkat, Ini Strategi Accenture
Karena teknologi seperti quantum computing dan biology inpired computing memungkinkan bisnis untuk dikerjakan oleh komputer tradisional.
Contoh kasusnya Nvidia bekerja sama dengan AstraZeneca, membuat superkomputer dalam mengahdirkan AI untuk membuat Obat.
Baca Juga:Pentingnya Teknologi Pengisian Daya Cepat di Smartphone Baterai Besar