Forest Li Bermigrasi Ke Singapura dan Kini Jadi Orang Paling Kaya Nomor 2
Tak dapat dipungkiri, pemain e-commerce termasuk Shopee tengah menghadapi lingkungan peraturan yang ketat di India. New Delhi telah bertahun-tahun memberlakukan pembatasan untuk melindungi pengecer yang lebih kecil.
Pengecer offline di India sering menuduh perusahaan asing mengabaikan peraturan dan menawarkan diskon besar-besaran yang merugikan bisnis mereka, tuduhan yang dibantah perusahaan.
Satu kelompok industri lokal yang menentang kehadiran Shopee di India dengan cepat merayakan penarikan perusahaan tersebut. Badan perdagangan Confederation of All India Traders (CAIT) mengatakan di Twitter bahwa mereka “menyambut keluarnya Shopee dari India”.
Baca Juga: ShopeePay Memastikan Bisa Digunakan di Semua Kode QRIS
Sekretaris Jenderal CAIT Praveen Khandelwal memperingatkan Perdana Menteri India Narendra Modi tentang sepak terjang Shopee dalam sebuah surat pada September tahun lalu, sebulan sebelum perusahaan e-commerce itu mengumumkan akan memasuki pasar.
“Masuknya pemain seperti Shopee berarti mengorbankan data dan keamanan warga negara India, membanjiri pasar dengan barang-barang China, ikatan anti persaingan dengan produsen besar dengan akses eksklusif – yang semuanya akan menyerang perut pedagang kecil kami yang sudah menderita dampak Covid pada bisnis mereka,” tulis Khandelwal dalam surat yang dipostingnya di Twitter.
Dalam surat yang sama, Khandelwal mengatakan masuknya Shopee ke India melanggar Kebijakan Langsung Luar Negeri India karena “dimiliki dan dikendalikan oleh orang-orang China”, menunjuk ke tempat kelahiran pendiri dan saham yang dimiliki oleh raksasa teknologi China Tencent Holdings.
Lahir di Shanghai, salah satu pendiri sekaligus CEO SEA Limited, Forrest Li pindah ke Singapura 17 tahun yang lalu, kemudian menjadi warga negara yang dinaturalisasi oleh negara kota itu.
Baca Juga: Tokopedia dan Shopee Gelar Promo Ramadan, Gratis Ongkir hingga Diskon 99%
Bersama dengan dua mitranya, Gang Ye dan David Chen, pengusaha berusia 44 tahun itu mendirikan Garena, platform game dan hiburan pada 2009, serta Shopee yang berfokus pada e-commerce pada 2015.
Forbes mencatat, Forrest Xiaodong Li lahir di Tianjin, China. Akan tetapi tidak terdapat banyak informasi terkait masa kecilnya. Li kemudian beremigrasi ke Singapura tak lama setelah mendapatkan gelar di bidang teknik dari Shanghai Jiaotong University.
Keputusan Forest Li hijrah ke Singapura, untuk kemudian mendirikan Garena dan Shopee, terbukti menjadi langkah tepat.
Seperti dilaporkan Deal Street Asia, Garena menjelma menjadi platform game terkemuka dengan pendapatan paling menggiurkan. Tengok saja laba bersih mencapai $2,5 miliar pada 2021, meroket 146% dibandingkan 2020. Pendapatan sebesar $4,32 miliar, naik 114% dari 2020.
Kinerja apik juga ditunjukkan oleh Shopee. Tercatat pendapatan Shopee mencapai $5,1 miliar pada 2021, melonjak 136% dibandingkan 2020.
Akumulasi nilai pembelian atau gross merchandise value (GMV) sebesar US$62,5 miliar (sekitar Rp899 triliun) selama 2021. Angka tersebut melesat 76,8 persen dibanding tahun sebelumnya, yang hanya senilai US$35,4 miliar (sekitar Rp509 triliun).
Berkat mengkilapnya kinerja Garena dan Shopee, Forest Li kini menjelma menjadi salah satu taipan di Singapura. Berdasarkan data dari Forbes Real Time Billionaires, tercatat harta kekayaan Forrest Li mencapai US$ 18,6 miliar atau setara dengan Rp 269,7 triliun (kurs Rp 14.500/US$) pada 1 September 2021.
Baca Juga: 2C2P dan ShopeePay Perluas Akses Pembayaran Digital Ke 5 Negara Asia Tenggara
Harta sebanyak itu menjadikan Forest Li sebagai orang terkaya kedua di Singapura, di belakang kongomerat pemilik Nippon Paint, Goh Cheng Liang.
Pencapaian yang diraih Forest Li, menunjukkan kondisi pandemi tidak menghentikan para taipan dunia menambah pundi-pundi kekayaan, khususnya mereka diuntungkan dari pergeseran konsumsi akibat diberlakukannya pembatasan sosial di segala penjuru dunia.