Di luar perusahaan kakap dunia, pesaing Telkom di bisnis data center juga datang dari sejumlah pemain lokal. Sebut saja, DCI Indonesia (DCII) yang dimiliki pengusaha Toto Sugiri dan Indointernet (EDGE) yang sebagian sahamnya dikuasai Bos Indofood Anthoni Salim.
Kemudian, ada Grup Lippo, yang masuk lewat PT Multipolar Technology, anak usaha PT Multipolar. Juga ada LinkNet yang kini sebagian sahamnya dimiliki oleh XL Axiata. Belakangan, konglomerat lain yaitu, Sinar Mas Group juga mencoba peruntungan melalui sayap bisnis propertinya, Bumi Serpong Damai.
Munculnya para pemain besar, baik global maupun domestik di bisnis pasar pusat data, menjadikan bisnis pusat data di Tanah Air semakin ketat. Sehingga memberikan tantangan yang tak ringan bagi Telkom. Apalagi sejak awal, Telkom tidak memiliki privilege, meski statusnya adalah BUMN.
Itu sebabnya Telkom berupaya menjalin kerjasama dengan pemain besar lainnya. Salah satunya dengan Etisalat Group, raksasa telekomunikasi asal Uni Emirat Arab (UEA).
Baca Juga: Seperti Ini Keuntungan Memilih Data Center Colocation Untuk Kerja Virtual
Pada Juli 2021, kedua perusahaan mengumumkan kerja di bisnis data center dengan nilai investasi US$ 100 juta atau setara Rp 1,45 triliun (kurs Rp 14.500/US$) dan berlokasi di Nongsa Digital Park, Batam, Kepulauan Riau.
Selain kolaborasi dengan Etisalat, Telkom tengah menggodok rencana konsolidasi bisnis pusat data untuk dikelola pada satu entitas usaha di dalam grupnya. Perusahaan telekomunikasi milik negara ini berharap konsolidasi tersebut dapat terbentuk pada 2023 – 2024. Langkah konsolidasi pusat data, dipastikan akan membuat operasional perusahaan makin efisien, sekaligus meningkatkan perhitungan aset.
Pasalnya data center dinilai memiliki potensi valuasi yang lebih tinggi dibandingkan bisnis telekomunikasi. Pada akhirnya, hal ini akan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi Telkom Group secara keseluruhan.
Untuk diketahui, bisnis data center yang dimiliki Telkom saat ini dijalankan oleh anak-anak usahanya, yakni PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) yang memiliki 19 data center Tier II hingga Tier IV di empat negara, yakni Singapura, Hong Kong, Timor Leste, dan Indonesia.
Baca Juga: Ini Update Pengembangan Bisnis Data Center Telkom di Cikarang
Selanjutnya adalah PT Sigma Cipta Caraka atau Telkomsigma yang mengoperasikan lebih dari 10 data center Tier III dan Tier IV di dalam negeri. Secara total, Telkom memiliki 22 data center yang terdiri dari 5 data center internasional, 14 Neucentrix serta 3 data center tier 3 dan 4.