Lucky juga menyarankan untuk selalu menggunakan kepala charger bawaan yang asli dan kabel yang sesuai.
Apalagi untuk ponsel yang memiliki fast charging super cepat.
“Boleh menggunakan charger pihak ketiga? Boleh saja, tetapi pilih yang reputasinya sudah teruji,” kata Lucky.
“Hati-hati banyak charger tiruan yang mengaku barang asli, sebisa mungkin beli charger di official store atau service center,” sambungnya.
Meski sudah memiliki kepala charger dan kabel yang asli, pastikan juga kualitas kabel masih dalam kondisi baik.
Pasalnya bagian kabel yang berada di ujung dekat kepala charger mudah terkelupas karena sering tertekuk.
Jika kabel sudah terkelupas apalagi sampai terburai, segera ganti yang baru demi menghindari hal yang berbahaya.
Tidak hanya kualitas kepala charger dan kabel, kondisi fisik baterai ponsel juga perlu kita perhatikan.
“Kalau baterai terlihat kembung jangan kita paksa dan segera ganti ke service center, karena kembung ini berisi gas dan mudah meledak,” ujar Lucky.
Lucky juga menyebut kebanyakan vendor tidak mau membuka kasus dengan gamblang apa yang sebenarnya terjadi.
Hal ini supaya unit yang kita temukan ada masalah, maka menjadi upaya menutupi agar pengguna tidak khawatir.
Begitu juga dengan kesalahan pengguna, biasanya mereka tidak akan mengekposenya.
Mereka lebih melihat ke depan bagaimana hubungan brand dengan pengguna.
Tidak ingin mempermalukan, bahkan mengantinya.
Karena mengganti unit belasan juta itu bukan masalah bagi vendor, ketimbang menjadi marketing yang buruk.
“Selama tidak ada tuntutan hukum, dan naik ke pengadilan, kita orang luar tidak akan tahu apa yang sebenarnya terjadi,” cerita Lucky.
Persoalan Selesai
Baca juga: Video: Gaming Test Mobile Legend: Bang Bang di Xiaomi Mi 11 Ultra