Harris mengakui jika trend dari sektor telekomunikasi akan semakin mempengaruhi kebutuhan digital talent yang makin beragam dan berkembang.
“Dulu hanya ada pesan singkat hingga telepon suara dan kini Telkomsel sudah menjangkau kebutuhan pelanggan untuk menonton film, bermain game hingga bekerja. Nantinya kemungkinan akan berkembang lagi,” ujarnya.
Harris menyatakan jika pihak Telkomsel juga bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk mendapatkan digital talent yang mumpuni.
Misalnya saja Telkomsel bekerja sama dengan Telkom University untuk menyediakan talenta digital yang terbaik.
Senada dengan Harris, Wakil Rektor Telkom University Rina Puji Astuti menjelaskan berbagai pihak kini membutuhkan penyediaan lulusan berbakat di dunia digital.
Rina menyebut pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah program studi untuk mendapatkan lulusan terbaik yang siap menjadi talenta digital.
“Kurikulum di Universitas Telkom sudah sesuai dengan kebutuhan digital talent yang ada saat ini mulai dari Artificial intelligence (AI) hingga big data. Bahkan sudah berpijak kepada Undang-Undang online,” jelasnya.

Namun definisi digital talent tidak hanya identik dengan muda dan baru atau fresh graduate tetapi juga adanya sumber daya manusia yang masih eksis hingga sekarang.
Para existing talent ini juga harus mau berubah, mampu beradaptasi, belajar hal baru dan menjadi bagian dari kapal transformasi yang harus mau berubah.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong yang menjadi pembicara kunci di Webinar Selular Congress 2022 ini juga menyebut perubahan yang terjadi dalam transformasi digital harus dilalui Bersama-sama.
“Transformasi digital niscaya adalah keperyaan, terlibat atau terlibas,” ungkapnya.
Google Beri Pelatihan Digital Talent
Baca juga: 20 Startup Lokal Terpilih Mengikuti Google Startup Academy Indonesia